"AAAH! Dasar cowok somplak!"
Ryan hanya sempat mendengar jeritan itu sebelum pada akhirnya Vanessa mendorong tubuhnya hingga terbanting ke sebelah. Dan selagi ia kaget, mendadak saja kemudian Vanessa mengambil bantal. Dengan geram ia memukul cowok itu berulang kali dengan menggunakan bantal.
Serangan dadakan yang sama sekali tidak diantisipasi oleh Ryan, membuat cowok itu tak memiliki kesempatan untuk melarikan diri. Ia tak bisa melakukan apa-apa selain berusaha bertahan dengan serangan Vanessa.
"Dasar cowok omes! Nggak punya malu!"
Ryan menutup wajahnya. Berusaha melindungi diri. Tapi, bukan berarti ia tak bisa balas berteriak pada Vanessa.
"Yang mendadak masuk ke kamar aku siapa coba? Dan hati-hati ya kalau ngomong. Sampe ngomong aku nggak punya malu lagi! Ini segede ini bukan tanda aku punya malu?!"
Bisa dipastikan, Vanessa langsung menjerit kencang dan benar-benar memukul Ryan dengan sekuat tenaga.
"Aduh!" keluh Ryan. "Sorry. Ini namanya kemaluan ya? Bukan malu." Dan ia pun tertawa setelahnya. "Hahahaha."
"Kamu ... beneran ... cari ... mati ... ya!" kata Vanessa dengan penuh penekanan.
Wanita itu benar-benar geram pada Ryan, hingga kemudian ia berinisiatif untuk menekan bantal di perut Ryan dan menindihnya dengan kedua tangannya.
"Haha ... aduh! Aku kecipirit di atas kasur ntar, Sa," kata Ryan masih tergelak terbahak-bahak. "Aku makan semur jengkol loh tadi siang di warteg kampus. Hahaha."
Tapi, Vanessa tak memedulikan perkataan Ryan. Ia masih sekuat tenaga menghajar Ryan sementara cowok itu menerima serangan itu dengan tertawa-tawa. Dan ketika mereka masih sibuk seperti itu, eh mendadak saja terdengar suara satu buku terjatuh.
"Buuukkk!"
Baik Ryan maupun Vanessa kemudian saling berhenti dan melihat ke sumber suara. Pada satu buku yang telah mendarat di lantai.
Untuk beberapa saat, mereka berdua hanya melihat buku itu. Lalu dengan kedua tangan yang masih bertahan di perut Ryan, pelan-pelan Vanessa memutar kepalanya. Seiring dengan kepala Ryan yang juga turut memutar.
Pandangan keduanya bertemu.
Ryan menatap mata Vanessa di atasnya. Dan Vanessa pun menatap Ryan di bawahnya. Keduanya hanya seperti itu untuk beberapa saat. Membuat Ryan bingung karena Vanessa yang mendadak diam tak bersuara.
Ini cewek kenapa mendadak diam?
Dia nggak yang tiba-tiba lemah otot kan?
Suasana hening itu entah kenapa membuat benak Ryan terasa penuh dengan berbagai pertanyaan. Terutama ketika cowok itu merasa perubahan aura di sekitar mereka.
Tunggu!
Ini suara berisik apa sih?
Ryan mengerjap.
Suara jantung aku dooong!
Dan di saat pikiran Ryan masih sibuk dengan berbagai hal, ia kemudian justru perlahan mengamati perubahan pada Vanessa.
Mata gadis itu mengerjap-ngerjap. Dan lantas ia tak mengatakan apa-apa selain membuat Ryan kebingungan. Karena detik demi detik selanjutnya Ryan merasakan bagaimana wajah Vanessa yang makin lama makin turun ke bawahnya. Membuat mata Ryan membesar menatapnya.
Glek.
Ryan bisa merasakan bagaimana kedua mata Vanessa menatapnya tanpa kedip. Pelan-pelan, semakin mendekati wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomansaJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...