Ryan menarik napas dalam-dalam. Melihat bagaimana wajah Vanessa yang pelan-pelan memerah. Karena perkataannya atau ...
Vanessa membesarkan matanya. Ia berkata dengan suara yang terdengar bergetar di telinga Ryan.
"Ka-ka-kamu bilang apa?"
Belum menjawab, Ryan justru mencondongkan tubuhnya. Mengikis jarak yang tak seberapa antara mereka. Membuat wajah cowok itu kian mendekat pada wajah Vanessa. Mengakibatkan hangat napasnya membelai kulit Vanessa yang memang sudah meremang.
Mata Ryan berkedip sekali.
"Mau atau nggak?" tanya Ryan lagi.
Deg!
Jantung Vanessa terasa berhenti berdetak. Ia meneguk kasar ludahnya. Menilai keadaan dan bisa merasakan aura di sekitar dirinya mendadak berubah. Terasa lebih panas dan berat. Seperti ....
Mata Vanessa mengerjap sekali. Tepat ketika Ryan mencium bibirnya. Tidak lama, namun juga tidak terlalu cepat. Yang pasti membuat Vanessa menjadi menahan napas di dadanya.
Vanessa mencoba untuk berpikir.
Ini udah ke berapa kalinya dia cium aku sih?
Sekarang dia berasa kayak yang santai aja cium aku.
Tapi, nyatanya pemikiran dalam bentuk protes itu hanya bergaung di benak Vanessa. Bukannya apa, hanya saja Vanessa tentu saja tidak bisa mengatakan itu kalau bibir Ryan ada tepat di depan bibirnya.
"Kamu ...."
"Kamu tau nggak?" tanya Ryan memotong.
Bodohnya, Vanessa justru melupakan isi di dalam kepalanya ketika Ryan bertanya padanya.
"Apa?" tanya balik Vanessa.
Mata Ryan berkedip sekali. Lalu kedua bola matanya terlihat bergerak-gerak dalam upaya mencari-cari ke sepasang mata Vanessa yang bening. Mata itu terlihat polos dan menunggu. Membuat Ryan merasa susah ketika harus berkata.
"Kita udah nikah selama satu bulan loh ...."
Vanessa terdiam. Hanya bisa melihat Ryan tanpa kata-kata. Tapi, dalam benaknya ia bisa mengetahui bahwa yang dikatakan oleh Ryan benar adanya. Tak terasa, mereka memang telah sebulan menjadi sepasang suami istri.
"Dan kita sudah tinggal bersama selama dua minggu ...."
Vanessa membeku. Matanya terpejam sekilas saat merasakan hangat napas Ryan kembali membelai kulit wajahnya untuk yang ke sekian kalinya. Membuat ia semakin kaku dalam keremangan yang menyelimuti tubuhnya.
"Jadi, aku mau tau ...." Ryan menarik napas terlebih dahulu. "Apa kamu bahagia tinggal sama aku?"
"Eh?"
Vanessa mengerjap. Gerakan matanya begitu berirama hingga membuat Ryan menjadi sesak napas.
Gila!
Lagi ngeliat dia ngedip gitu doang bisa buat jantung aku jungkir balik nggak karuan gini.
Ryan berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"Kamu serius nanya gitu?" tanya Vanessa dengan nada tak percaya di suaranya.
Pertanyaan itu sukses membuat fokus Ryan kembali teralihkan. Sejurus kemudian cowok itu mengangguk.
"Perkara memenuhi finansial kamu, bukannya aku sombong. Tapi, aku sanggup. Kamu tau itu. Tapi, perkara ngebuat kamu bahagia ... itu yang aku nggak bisa meraba. Cuma kamu yang tau gimana perasaan kamu. Dan aku ingin tau jawaban kamu yang jujur."
![](https://img.wattpad.com/cover/304473930-288-k88711.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomansaJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...