Tokoh utama (3)

4.4K 834 70
                                    

Dokja  metatap mata Hyunsung dan Myungoh satu persatu dan berkata, "Kalian mau mati di tangan orang yang di balik pintu itu, atau mau coba peruntungan kalian di luar kereta? Mana yang mau kalian pilih?"

"U-Uh..."

"Dokja-ssi, apa anda yakin kalau orang yang di balik pintu itu musuh kita?"

Dan, si Pedang Baja pun menampakkan sifat aslinya di saat yang genting seperti ini. Memang ada alasannya kenapa Hyunsung tidak pernah bisa menjadi pemimpin party.

"Dia berasal dari gerbong sebelah, berarti kemungkinan dia juga penyintas seperti kita. Kalau kita saling berhadapan.."

Sengaja Dokja putuskan ucapannya dan dia melayangkan pandangannya ke sekitar gerbong bermandikan darah ini. Hyunsung yang juga mengikuti arah mata Dokja kini berkata dengan suara pelan, "...Saya masih naif sekali. Ayo kita cari jalan keluar."

"A-Ayo! Cepat kita pergi!"

Akhirnya Hyunsung dan Myungoh tersadar, jika sedetik leih lama (Y/n) mungkin akan memukul kepala dua pria itu. Mereka sadar bahwa penyintas dari gerbong lain juga telah mengalami situasi yang sama dengan kita yang di sini. Tetapi mereka tidak seberuntung kita yang bisa menemukan serangga sebagai ganti nyawa manusia.

"Pintu yang ini rusak!"

"Sial, yang sini juga gak bisa!"

Sembari mendengarkan teriakan Lee Hyunsung dan Han Myungoh, aku pun ikut memeriksa setiap pintu gerbong. Karena penghalangnya sudah hilang, kini pintunya sudah bisa disentuh.

Mereka memutuskan berkerjasama mencari jalan keluar. (Y/n) tau pintu mana yang dapat membawa mereka keluar langsung bergegas lari kearah pintu tersebut untuk memastikan.

Kkung!

"Hyunsung! Dokja! disebelah sini!" seruan (Y/n) berhasil membuat perhatian semua orang di gerbong itu menatap kearahnya. Disana tampak sebuah pintu yang terlihat tidak akan bertahan lama lagi. Hanna juga menemukan panel switchgear manual yang masih bekerja.

"Tidak bisa juga!"

Meskipun tuasnya bisa ditarik dengan mulus, tetapi pintunya terbuka perlahan-lahan sampai terbuka celah sekitar seperlimanya, dan kemudian macet.

"...Yang di sini juga rusak."

"Bagaimana dengan pintu lain?"

"Sepertinya kita cuma bisa kabur lewat celah pintu ini."

Kalau untuk anak kecil sih tidak tahu juga ya, tapi untuk orang dewasa, jelas tidak memungkinkan. Myungoh dan Hyunsung berusaha menarik pintu itu agar celahnya terbuka lebih lebar, tetapi pintunya tetap berdiri kokoh tak bergeming sedikitpun.

Mencoba membuka pintu dengan sekuat tenaga, (Y/n) tau lvl kekuatannya cukup besar. Namun sepertinya tenaga sang gadis saja tidak cukup untuk membuka pintu tersebut. Alhasil pintunya hanya tergeser sedikit. "Tidak bisa, aku belum cukup kuat untuk melakukan ini sendiri," gumam (Y/n) menunduk.

Refleks Dokja mengelus kepala wanita yang lebih pendek darinya, lalu pria itu menatap kearah Hyunsung.

"Lee Hyunsung-ssi. Gunakan skillmu."

"Huh? Skill..."

Setidaknya butuh waktu beberapa detik untuk Dokja menjelaskan cara kerja skill kepada Hyunsung. Tentunya itu dia lakukan setelah Dokja mengecek status karakter milik Hyunsung.

"Kau seharusnya bisa melihatnya di Atribut Window. Sebagai tentara, pasti ada skill yang bisa kau gunakan untuk situasi ini."

"Yaa... aku punya satu, tapi bagaimana caranya―"

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang