Mereka yang menghadapi dewa (1)

2.1K 357 51
                                    

Rombongan mereka tiba di Veronica dan beristirahat selama satu hari. Malam itu (Y/n) memasak makanan cukup banyak untuk partyan mereka, ini dia lakukan untuk menyambut kehadiran Haku.

Wanita itu sendiri langsung tertidur tanpa makan sedikitpun karena tubuhnya kelelahan. Memang itu terjadi karena (Y/n) memaksa masuk kedalam tubuhnya. Dokja tentu agak merasa bersalah.

Karena itu dia menyandarkan tubuh (Y/n) pada dadanya. Walau saat melakukan itu dia mendapat tatapan aneh dari Jihye dan Hanna. Anak-anak juga tidur didekat mereka.

Keesokan paginya, (Y/n) bangun lebih dulu. Wanita itu malam ini benar-benar tidur dengan pulas, tangannya meraba-raba apa yang menjadi alasnya. "Kau tidak perlu pura-pura tidur untuk menyentuhku sayang~"

Sesaat bisikan itu didengar oleh (Y/n), sang wanita langsung membuka matanya dan mendorong diri menjauhi tubuh Dokja. Wajahnya jelas memerah karena rasa malu. Ingin dia menghilang dari dunia ini.

"Loh kenapa malu-malu? kan kita sudah sering melakukan ini," ujar Dokja dengan jahil. (Y/n) mengerutkan dahinya mendengar ucapan itu, kalau dia perhatikan memang pria satu ini tampan.

Sayang sekali para konstelasi dan mereka yang dari dunia 'WoS' tidak dapat melihat wajah tampannya. Disatu sisi (Y/n) merasa agak spesial karena bisa melihat wajah itu tanpa sensor.

[Konstelasi 'Demon-like judge of fire' tersenyum lebar.]

[KonstelasI 'Sakura Fox' merasa curiga.]

(Y/n) tidak mau kalah. Dia mendekatkan wajah mereka hingga bibir mereka hanya berjarak beberapa senti. "Loh kenapa malu? katamu kita sudah sering melakukan ini," ujar (Y/n) memberikan seigaiannya.

Wajah Dokja memerah, ingin sekali pria itu memajukan wajahnya. Apa lagi tangan (Y/n) membelai rambutnya seolah-olah mereka sangat akrab.

[Konstelasi 'Demon-like judge of fire' berteriak histeris.]

[Konstelasi 'Sakura fox' Melompat kegirangan.]

[Konstelasi 'Second life that born' terkejut akan keagresifan ini.]

[5.000 koin telah disponsori.]

(Y/n) terkekeh lalu menjauhkan dirinya. "Makanya lain kali jangan coba-coba menjahiliku," ucap wanita bersurai (H/c) itu yang sekarang mengambil posisi berdiri. "Aku akan membangunkan anak-anak," Ujar (Y/n) meninggalkan Dokja.

Wanita itu melirik kearah keempat anaknya. Anak kembar tidur diantara Gilyoung dan Yoosung, mencegah keributan terjadi diantara mereka. "Gil, Chae, Dae, yoo, ayo bangun," ujar (Y/n) secara perlahan mengelus kepala mereka satu persatu.

"Mama...?" Tanya Yoosung dengan nada pelan sembari memeluk lengan (Y/n). Diantara anak-anaknya bisa dibilang Yoosung adalah yang paling besar. "Yoosung ayo kumpulkan nyawa dulu ya, aku akan membangunkan saudaramu."

Masih dengan setengah nyawa Yoosung mengangguk nurut. Secara perlahan, satu persatu anak-anak itu mulai bangun. "Ma..., hari ini kita ngapain?" Tanya Daeseong yang kemudian menguap.

Tangan (Y/n) mengelus-elus rambut Daeseong gemas. "Ayo kita ke pintu masuk kastil dulu, Ahjussi kalian pasti menunggu disana." Ucapan (Y/n) dijawab oleh anggukan anak-anaknya.

Seingat (Y/n) seharunya dibagian inilah Dokja menjelaskan kepada partyan mereka rencananya. "Akhirnya datang juga," ucapan Sooyoung membuat partyannya melirik kearah (Y/n). "Aku tidak ingin anak-anakku bangun dalam keadaan syok," ujar (Y/n) mengetahui bahwa bangun dengan keadaaan terkejut itu tidak enak.

Setelah semuanya berkumpul, Dokja tidak membuang banyak waktu. Pria itu langsung menjelaskan apa rencananya. Hyunsung bertanya, "Tentunya kamu tidak pergi sendirian kan?"

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang