[K-Kalau begitu, kuserahkan semua pada kalian ya! Yihihihit!]
Setelah mengucapkan itu, si Dokkaebi pun menghilang dari pandangan mereka.
Sanksi makanan dan sanksi bertahan hidup. (Y/n) sudah tau tentang semua sanksi tersebut, ini masih persis seperti novel yang ia baca. Jung Heewon memastikan kalau biskuit yang ada di kantongnya benar-benar sudah menghilang, dan bertanya dengan suara pelan kepada Dokja.
"Dokja-ssi, apa kamu sudah tahu kalau bakal begin-" belum selesai Heewon
"Aku memang tahu kalau ini bakal terjadi. Tapi aku cuma memprediksi bagaimana cara si Dokkaebi itu menyiksa manusia dalam situasi ini.
"...Bukankah prediksimu itu terlalu tepat meski cuma untung-untungan?"
Dokja melirik kearah (Y/n). Dapat dirasakan olehnya bahwa wanita itu ingin mengatkan sesuatu. Pria itu mendekatkan diri kepada (Y/n). "(Y/n) pergilah cari anak-anak, situasi sudah berubah. Ini saatnya kita bergerak," bisik Dokja membuat (Y/n) mengangguk.
Kakinya wanita bersuria (H/c) itu bergerak menuntunnya kearah dimana dia lihat beberapa orang bersurai merah. Untung saja dengan warna rambut yang cukup mencolok Hanna, Chaeyeong, dan Daeseong mudh dikenali.
"Mama!" seru Chaeyeong yang langsung memeluk pinggang (Y/n). Di tangan Hanna terlihat tas mereka yang masih tertutup rapat. "Unnie... apa makanan didalam sini juga ikut menghilang?" Tanya Hanna.
(Y/n) langsung menggelengkan kepala seraya berkata, "tenang saja. Apa yang dilakukan dokkaebi barusan tidak akan menghilangkan apapun yang ada dialam tas ini." Ucapan wanita itu berhasil membuat ketiga anak disana beserta Hanna tersenyum legah.
[Konstelasi 'Warrior of camelot' kagum akan kecerdasan anda.]
[Konstelasi 'Immortal holy flame' salu akan ketenangan anda.]
[1.000 koin telah diberikan sebagai sponsor.]
"(Y/n)-ssi sekarang kita harus bagaimana?" tanya Sangah yang tiba-tiba muncul dari samping Hanna. "Mau bagaimana lagikan? kita harus mencari makanan juga," jawab (Y/n) sembari menggelus kepala Gilyoung.
"Apa maksudmu kita akan keatas?" Dari suaranya Sangah terdengar sedikit khawatir, tidaknya sampai (Y/n) menggelengkan kepala. "Tenang saja, kita hanya akan berburu monster."
.....
Beberapa saat berlalu dan beberapa orang kini telah berdiri didepan terowongan menuju stasiun Yaksu. Dokja mengira Inho akan menghalanginya dan menyuruhnya tidka bergabung dengan tim pengintai.
Tapi ternyata pria itu hanya ingin (Y/n) yang ikut bersama Dokja untuk tinggal. "Begitu, nona (Y/n) kenapa tidak tinggal saja? ini akan menjadi berbahaya untuk nona."
Setelah mengatakan hal tersebut, Inho merasa mendapat tapan jijik dan sinis dari kelompok (Y/n). Memasang ekspreksi tersinggung (Y/n) berkata, "jadi... menurutmu aku tidak kuat?" tanya wanita itu berniat membungkam mulut Inho.
Melihat ekspreksi wanita bermanik (E/c) refleks membuat Inho tersenyum canggung sembari menggelengkan kepalanya. "T-tidak bukan begitu nona, hanya saja aku tidak ingin nona (Y/n) nantinya kelelahan," ujar pria itu sembari tersenyum manis.
"Jadi maksudmu aku beban."
Bungkam seketika mulut Inho. Di sisi lain Hanna dan Heewon cekikikan dalam hati, mereka puas melihat Inho di bungkam oleh (Y/n).
Perhatian Inho akhirnya kembali pada Dokja. "Oh, apakah salah satu anggota saya bisa ikut bersama kalian? Saya juga ingin mendapatkan informasi tentang hasil serangannya."
Tentu saja pria ini tidak akan melepas mereka bergitu saja. Tidak heran tadi dia menginginkan (Y/n) tinggal, gadis itu akan di jadikan sanderaannya(?). Tapi karena sang wanita menolak jadi Inho menggunakan cara lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠
FanfictionMenjadi seorang pembaca ORV, (Y/n) tidak dapat menerima apa yang menjadi akhir dari novel tersebut. Setidaknya karena itu dia membuat seorang karakter yang bernama Min Hanna. Menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa (Y/n) sadari ia telah memasuki ker...