Penjaga kegelapan (3)

3.6K 754 64
                                    

Baru saja Gilyoung akan berseru senang sesaat matanya melihat peti harta karun tangan (Y/n) serta Dokja  refleks menutup mulut anak itu. Dengan posisi tangan sang wanita berada dibawah tangan Dokja. 

"Shhtt, tunggu dulu," tegur Dokja dengan nada pelan. "Gilyoung kau taukan, dalam setiap cerita tentang harta karun pasti akan ada penjaganya," bisik (Y/n) menjelaskan secara halus kepada anak itu.

Menghembuskan nafas yang entah sejak kapan ditahannya. Dokja bersyukur akan pilihannya membawa (Y/n), karena wanita itu dapat mengontrol Gilyoung tanpa perlu menggunakan kata-kata menusuk yang terlalu jujur.

Ketiganya akhirnya menunggu disana, tak ada satupun diantara mereka yang bergerak. Setidaknya hingga terdengar sebuah suara yang tidak asing.

Grrrr...

Ternyata mereka adalah para tikus tanah. Mereka membawa sesuatu, melemparkannya, dan saling berkomunikasi.

Hwaruruk.

Begitu beberapa tikus tanah sudah berkumpul, jumlah sumber cahaya yang menyinari sekeliling ruangan itu pun bertambah. Sumber cahaya itu adalah api hitam, api yang terbuat dari elemen kegelapan. Menurut yang (Y/n) tau, tempat itu adalah inti Akar Kegelapan, dan dia mengandung banyak elemen kegelapan yang bisa dijadikan sebagai sumber api.

Saat itulah tiba-tiba suara seseorang terdengar.

"Ini semua gara-gara Yoo Sangah-ssi!" 

Tidak perlu melihat siapa yang menatakannya, (Y/n) sudah tau siapa orang tersebut dengan mendengar suaranya. Tangan (Y/n) yang sudah melepaskan mulut Gilyoung kini meremas telapak tangan anak itu secara pelan.

Di wajah Gilyoung jelas tampak tatapan terkejut sesaat anak itu mendengar suara tersebut. Karena itu (Y/n) tidak mau Gilyoung kelepasan dan mengeluarkan suara. 

"Gara-gara aku, apa maksudmu?"

Dalam penerangan cahaya yang redup, tampak ada dua orang yang menjadi tawanan para tikus tanah. Mereka terikat oleh lilitan dahan-dahan yang mencuat dari bawah tanah.

"C-Coba kalau Yoo Sangah-ssi tidak pilih naik subway, kita tidak akan terjebak di situasi kayak gini!"

"Kenapa sekarang kita membahas soal subway?"

Apa-apaan orang ini masih belum jerah setelah semua yang dia lihat? yang benar saja. Padahal dia lihat dengan mata kepalanya sendiri banyak orang terbunuh di gerbong kereta saat itu.

"H-Habis...Habisnya Yoo Sangah-ssi selalu saja naik sepeda..."

Meski sudah tau akan apa kata-kata yang akan keluar dari mulut Myungoh. (Y/n) masih ingin memukul pria itu diwajahnya, benar-benar pria beban, menjijikan, tidak tau malu, hidup lagi. 

Merasa aura menyeramkan mulai keluar dari tubuh (Y/n), Dokja beberapa kali mengelus punggung sang wanita. Pria itu tidak ingin (Y/n) tersulut emosi dan melakukan suatu hal gegabah. 

Perkataan dari Myungoh membuat Sangah tiba-tiba berubah menjadi dingin, "Tunggu, apa kamu yang mencuri sepedaku?"

"A-Apa sih orang ini? Padahal sudah jelas-jelas aku bilang mau ngantar kamu naik mobilku, kan? Nerima kebaikan dari orang apa susahnya, sih!?

"Jawab pertanyaanku. Apa kamu yang mencuri sepedaku?!"

Memang jujur saja Sangah adalah salah satu wanita kharismatik yang Dokja kenal. Walau kalau soal visual masih menang (Y/n). Bahkan saat di stasiun Gumho Sangah adalah tipe yang pintar dan disukai banyak orang.

[Konstelasi 'Sakura fox' berkata bahwa Han Myungoh tidak pantas bersanding dengan wanita manapun.]

Wajah Han Myungoh yang sekarang memerah bahkan bisa terlihat di tengah cahaya remang-remang. Sepertinya situasinya mulai agak berbahaya.

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang