Hal yang tidak dapat diubah (3)

1.9K 428 15
                                    

Entah kenapa rasanya lebih susah mengendalikan tubuh orang yang tidak ia kenal dari pada mereka yang dekat dengannya. Karena itu  (Y/n) sekarnag ini merasa dirinya seperti sedang menjinakan hewan liar.

Siapa  sangat skillnya dapat membuat (Y/n) mengendalikan tubuh orang tanpa harus mengambil alih kesadarannya. 

(Y/n) melihat bencana Daeseong yang berada didekat Yoosung, pria itu menatapi dirinya yang maish muda kini berdiri dengan waspada dihadapan Gilyoung dan Chaeyeoung. (Y/n) melayang mendekati mereka. 

Wanita itu membiarkan Dokja menggunakan skillnya pada Yoosung bencana. Di tengah-tengah rasa sakit Shin Yoosung yang bergejolak, Dokja melihat dunia dengan matanya. Pria itu bernafas melalui hidung Yoosung dan membunuh orang dengan tangan Yoosung. Dia mengungkapkan pikiran Yoosung dengan suaranya. Dia adalah Yoosung.

Awalnya Dokja tidak mau melakukan ini. Tapi saat ia dasar bahwa Jihye dan anak-anak mungkin mati disini. Maka, untuk pertama kalinya Pria itu mencoba sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.

Benaca Daeseong tiba-tiba memegangi kepalanya. "Apa ini!?" serunya kesakitan membuat kembarannya menyentuh tubuh Daeseong. Bukannya meredah malah rasa sakit itu menjalar kepada Chaeyeong.

"Kalian, mau ikut dengaku saja tidak?" Ingatan demi ingatan mulai memasuki pikiran bencana kembar itu. Mereka mencoba menggelengkan kepala tapi rasa sakit itu masih menempel disana. 

"Ih, berhentilah menatap mamaku dengan tatapan aneh." Suara Daeseong kecil kali ini terdengar pada telinga mereka. "Mama aku kangen!" Seruan ceria Chaeyeong kecil. memasuki indra pendengarakn kedua bencana itu.

Daeseong kecil yang tadinya siaga melihat itu langsung memasang wajah terkejut. "Hey wanita tua! Mama! kau ada disanakan!?" Seru Daeseong dengan wajah memerah. "Mama! mama dengar kami kan!? mama!" teriakan Chaeyeong terdengar saat tubuh anak lelaki itu berjalan mendekat kearah dua bencana dihadapannya. Daeseong sebenarnya agak was-was, tapi dia mengikuti langkah kembarannya.

Mereka memeluk kedua bencana itu. Tiba-tiba sebuah kehangatan merangkul keempat sosok disana. "Aku akan mengadopsi kalian," Ucapan (Y/n) saat pertama kali bertemu kembali terdnegar pada telinga keempat sosok disana.

Hal itu sontak membuat kembar bencana langsung memeluk versi kecil mereka. "Terima kasih... Terima kasih," ucapan itu keluar dari mulut Chaeyeong berkali-kali pada dirinya yang kecil.

Disisi lain Yoosung kecil berjalan mendekati dirinya yang sudha dewasa. "... Ahjussi?" Shin Yoosung bertanya.

"Keluar dariku!"

Lengan kanan Shin Yoosung di bawah kendali Dokja mulai bergetar. Lengan yang cacat tidak normal berubah menjadi hitam dan bengkak, seperti pembuluh darah pecah. Shin Yoosung muda bergegas untuk meraih lengan yang menghitam.

"Ahjussi, kamu di sana, kan? Ajusshi!"

Yoosung muda meraih lengan kanan Dokja. Pada saat ini, percikan kuat memasuki lengan kanan. Itu adalah percikan yang mirip dengan badai probabilitas. Orang-orang terkejut datang berlari tetapi percikan api menghempaskan mereka.

'Bencana' Shin Yoosung dan 'muda' Shin Yoosung bertemu satu sama lain pada saat yang sama. Gelombang kenangan sedang berkumpul.

[" Ahjussi. "]

["Mama."]

["Kapten."]

Itu tidak mungkin. Jika teori 'Disconnected Film' benar, kedua orang seharusnya tidak memiliki riwayat bersama. (Y/n) tiba-tiba mendengar ucapan yang membuat maniknya bergucang. "Mama... kalian bisa membunuhku. Aku tidak keberatan," ucapan itu diucapkan oleh Daeseong dewasa sembari tersenyum kearah dirinya yang kecil.

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang