"(Y/n)-ssi!"
"Noona/Unnie!"
Suara familiar memasuki indra pendengarannya. Melangkahkan kakinya keasal suara, (Y/n) di sambut dengan wajah kekhawatiran dari Dokja company dan Hanna. "(Y-Y/n)-ssi, dimana Dokja-ssi?"
Pernyataan Sangah membuat gadis bersurai (H/c) menatapnya dalam diam. "Tunggu saja, dia masih hidup dan akan kembali. Sekarang ayo kita bergerak. Kita tidak bisa diam disini terus," ucap (Y/n) tegas.
(Y/n) ingat, membutuhkan 4 hari untuk Dokja kembali bertemu dengan companionnya. Jadi selama 4 hari itu, dia harus bisa melatih Hanna. Tapi tidak ada ruginya mengantar mereka ketempat aman dulu kan?
"Ayo kita pergi," ajak (Y/n) sengan senyuman hangat.
[Konstelasi 'Scribe of heaven' kagum perhatian anda.]
[Konstelasi 'Scribe of heaven' telah memberikan sponsor 10.000 koin pada anda.]
[Konstelasi 'First human born' Menyuruh konstelasi 'Scribe of heaven' untuk memilih inkarnasi lain.]
[Konstelasi 'Immortal holy flame' menggelengkan kepalanya.]
[200 koin telah diberikan sebagai sponsor.]
Setelah berjalan cukup lama. Akhirnya mereka tiba dihadapan sebuah pintu pembatas antara area aman dan berbahaya. "Kalian... kita berpisah disini dulu, tenang. Nanti kita akan bertemu lagi."
Mendengar hal itu tentu saja Gilyoung protes, "tapi noona—" Belum sempat anak itu menyelesaikan ucapannya. Sebuah tangan kini mengelus kepalanya. "Gilyoung tunggu sementar ya, noona janji akan kembali."
Anak lelaki itu terdiam beberapa saat, lalu ia mengangukan kepala. "(Y/n)-ssi, kumohon hati-hati lah," ucap Sangah dengan wajah khawatir. (Y/n) memberikan anggukan sebagai jawaban.
Gadis bermanik (E/c) membalikkan tubuhnya sebelum berkata, "Ayo Hanna, kita pergi." Dengan empat kata tersebut sang gadis beriris hijau mengikuti langkah wanita bersurai (H/c).
.....
"Jadi Unnie, sebenarnya kita mau kemana?" tanya Hanna menatap kesana kemari penasaran akan tujuan mereka.
Menganggap tingah Hanna itu lucu (Y/n) berkata, "kita akan ke taman bermain!" Wajah Hanna seketika berubah menjadi ekspreksi bingung. "Hah? unnie tidak bercandakan? mau ngapain kesana?"
(Y/n) menggelengkan kepalanya tanpa ragu. Memang ada seseorang, tidak tepatnya dua orang yang harus ia jemput dari sana. "Aku tidak bercanda, untuk alasan ya... mungkin kau dapat bilang aku akan mengadopsi anak."
"Tunggu apa!? Ulangi perkataan unnie!"
"Aku ingin... mengadopsi anak... ?" balas (Y/n) dengan wajah polos dan bingung kenapa Hanna bersikap seperti itu. Di sisi lain Hanna sendiri kaget akan perkataan unnie tercintanya, mungkin unnienya ingin menjemput saudara atau sepupunya? tidak-tidak yang Hanna tau keluarga Unnienya semua berada di Indonesia.
Mengavak-acak rambut pendeknya, Hanna menggelengkan kepala. "Lupakan sajalah, ayo immie sebaiknya kita cepat selesaikan ini," Ajak Hanna yang masih tidak habis pikir dengan ucapan (Y/n).
Keduaya berjalan menyusuri jalanan sepi, kalau dipikir-pikir kenapa Hanna bisa ada di kereta ya? harusnya tadi masih jam untuk murid bersekolah. "Hanna, apa kau membolos?"
Pertanyaan (Y/n) sontak membuat Hanna terkejut. Entah kenapa menurut Hanna dia merasakan tatapan yang mengintimidasi dari unnienya. Menggosok punggung leher dengan canggung Hanna menjawab, "Tidak kok, guruku ada rapat jadi dipulangkan cepat."
Menghela nafas panjang (Y/n) tau Hanna berbohong. Min Hanna, karakter buatannya yang kini menjadi 'adik'nya memiliki suatu kebiasaan. Jika ia sedang berbohong, gadis bersurai merah itu akan menggosok tengkuk lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠
FanfictionMenjadi seorang pembaca ORV, (Y/n) tidak dapat menerima apa yang menjadi akhir dari novel tersebut. Setidaknya karena itu dia membuat seorang karakter yang bernama Min Hanna. Menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa (Y/n) sadari ia telah memasuki ker...