Sembari merasakan udara yang mengalir menyelimuti tubuh Dokja, pria itu pun teringat pada kalimat yang tertulis di Panduan Survival. Han Sooyoung baru akan membuat avatarnya ketika menyadari skill yang dia aktifkan. "Lo? Bukannya kamu nggak bisa nguasain itu?"
"Mundur."
Pengendalian Udara.
[Ada angin kencang di tangan kanan dan badai di tangan kiri. Jalan Pengendalian Udara akan terbuka saat garis lurus dan garis lengkung bertemu.]
Kalimat yang sama sekali tidak bisa Dokja pahami sebelumnya kini menjadi nyata begitu Dokja merasakan angin di ujung kakinya. Kepalan tangan Ilsang tiba-tiba sudah ada di depan hidungnya.
Serangan yang seharusnya terhubung, kini menjadi tidak berarti. Kekuatan luar biasa dari skill ini menutupi kelemahan status Dokja. Inilah teknik rahasia dari bangsa Imyuntar.
Mata Ilsang pun berbinar-binar. "...Hoh? Kamu jadi tambah lincah?" tanya anak remaja itu
Dokja tidak menjawabnya dan memfokuskan pikirannya untuk mencapai pencerahan. Mulai saat ini, pertarungan ini menjadi pertarungan melawan waktu. Jangka waktu dari Bokkmark-nya hanya 30 menit.
"Aha, aku mengerti. Itu skill dari para serigala kan?" Myung Ilsang pun menertawaiku. "Apa kamu mendapatkan pencerahan sampai akhirnya bisa memakai skill sampah begitu?"
"..."
"Apa kamu tau? Aku membunuh raja mereka dengan tanganku sendiri lo."
Tentu saja Dokja tahu. Dia mengingat para makhluk penghuni Chronos yang kini telah mati. Pangeran Lycaon dari Imyuntar, Ratu Parasit Antinus. Takdir mereka yang bertahan hidup dari kehancuran dunianya adalah untuk menjadi boneka skenario di planet lainnya. Dokja pun juga pasti akan mengalami hal yang sama bila Bumi nanti hancur.
Meriam Api Hitam Medium ditembakkan dari tangan kanan Myung Ilsang.
[Satu angin akan bertemu dengan angin yang lain untuk membentuk yin dan yang. Sekali lagi, satu angin akan bertemu angin lain untuk membentuk hukum negatif dan positif.]
Dokja menggunakan seluruh imajinasinya untuk menggambarkan kalimat itu menjadi nyata. Angin panas dan dingin berputar di hadapannya dan arah aliran udara pun mulai berubah.
Api hitam yang menyembur kini tertepis begitu mengenai pusaran angin dan energinya menyebar ke segala arah. Setiap serangan elemental membutuhkan medium untuk dialiri. Namun bila medium tersebut dihilangkan, maka serangan itu tidak akan pernah bisa terhubung dan akan kembali ke asalnya.
Myung Ilsang tampak terkejut, "...Boleh juga. Kamu ternyata berbakat ya?" Ilsang pun bersiap untuk kabur lagi.
[Karakter Myung Ilsang mengaktifkan Blink Lv.4]
Skill Blink lagi. Tapi, sekarang Dokja tidak akan kesulitan lagi mengejarnya. Begitu kututup mata dan berkonsentrasi pada setiap gerakan angin, aku bisa melihat semua yang terjadi di sekitarnya.
"Ayo cepat kejar mereka!" Seru (Y/n) pada DoM yang masih berada didalam tubuhnya "Iya, iya, sabar dulu." Balas DoM sedikit kesal akan perintah (Y/n). Setibanya mereka dilokasi, mereka menemukan kembali Ilsang. Dia tampak sedang mencengkeram orang secara acak dan memberikan mereka pertanyaan.
Dokja pun mendorong kakiku dari atas pijakan baja bangunan dan meluncurkan tendangan ke tempat Ilsang berada. Serangan yang seharusnya bisa meremukkan tulang-belulang tidak berpengaruh pada Ilsang yang masih berdiri tegak.
[Segel ke-24 returnee Myung Ilsang telah terbuka.]
"Orang-orang bodoh!" seru DoM penuh emosi. Sudah jelas namanya 'Disaster of question' kenapa orang-orang itu masih menjawab pertanyaannya? memang tidak punya otak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠
FanfictionMenjadi seorang pembaca ORV, (Y/n) tidak dapat menerima apa yang menjadi akhir dari novel tersebut. Setidaknya karena itu dia membuat seorang karakter yang bernama Min Hanna. Menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa (Y/n) sadari ia telah memasuki ker...