Dokja tak bisa membunuh Gong Pildu karena dia sangat berguna untuk berbagai skenario di masa depan, tapi Dokja juga ingin menyingkirkan Gong Pildu dari tanahnya.
Karena ini cukup dilematis, pria itu pun memutuskan untuk berfokus pada lokasi penyebab dilemanya. Contohnya saja, kalau Pildu berada di atas tanah pribadi, maka Dokja harus menghancurkan tanah pribadinya tersebut.
"Uhh...di-dia pingsan..." Gumam Hyunsung yang elihat keadaan Gong Pildu. "Bajingan ini..."
Akan tetapi, metode ini membutuhkan kekuatan yang luar biasa kuat. Kekuatan tiada banding yang bisa menghancurkan seluas apapun tanah yang ada dalam satu pukulan. Itulah kenapa Dokja mengebut evolusi Lee Hyunsung.
"Eeeek...!"
Orang-orang yang terjatuh ke lantai bawah kini mengerang kesakitan. Operasinya berjalan sukses. Zona-zona hijau mulai menghilang dan para tuan tanah kehilangan kamar-kamar mereka. Wajah Gong Pildu yang penuh tertutup debu kini menatap tajam ke arah Dokja.
"Mama!" suara teriakan Daeseong terdengar. Awalnya (Y/n) tersenyum melihat kehadian Daeseong dan Chaeyeong. Posisi kedua anak kembar itu adalah sang kakak yang menggendong adiknya.
Tapi senyuman (Y/n) terhenti saat melihat luka pada kaki Chaeyeong. "Loh kenapa bisa begini?" Tanya (Y/n) yang langsung berlutut untuk melihat luka yang ada pada kaki Chaeyeong. Tampaknya luka ini dihasilkan karena sayatan benda tajam.
Dan dugaan (Y/n) pelakunya adalah salah satu orang yang mengira Chaeyeong akan menggambil kamarnya. Cih menyebalkan, untung saja semua kamar sekarang sudah tidak ada.
"Dae, tolong pegangi Chaeyeong sebentar ya. Aku akan menyembuhkannya." Daeseong mengangguk mantap dan mengeratkan pegangannya pada Chaeyeong.
Membutuhkan waktu beberapa detik untuk luka itu dapat pulih seutuhnya. "Hyung kau bisa menurunkanku sekarang!" seru Chaeyeong ceria melihat kakinya sudah pulih. Mendnegar ucapan adik kembarnya Daeseong langsung menurunkan anak itu.
Padahal (Y/n) kira mereka sudah berhasil, sampai dia mendengar sebuah suara teriakan.
"B-bajingan!"
"Habisi mereka!"
Orang-orang aliansi pun berseru meneriaki mereka. (Y/n) langsung menggendong Daeseong sementara Dokja menggendong Chaeyeong. Mereka pun berlari ke arah peron bersama Lee Hyunsung.
Evolusi Lee Hyunsung telah berhasil. Meski sebenarnya ini baru awalnya saja. Tapi berkat Lee Hyunsung yang sudah bisa menggunakan Hantaman Penakluk Gunungnya, maka kekuatan party Dokja pun jadi semakin bertambah. "Hyunsung-ssi, berapa kali lagi kamu bisa mengaktifkannya?" tanya Dokja.
"...Kemungkinan sekali-dua kali lagi." Hyunsung tampak terengah-engah dan kelihatan sangat kelelahan. Bagaimana tidak, stigma Hantaman Penakluk Gunung itu salah satu skill pamungkas yang menguras sangat banyak stamina dan magic power.
Tidak banyak skill yang bisa menandingi Hantaman Penakluk Gunung murni dalam hal kekuatan fisik di antara sekian banyak skill tipe penguat fisik. Anggota kelompok Dokja yang tadinya berpencar, kini mulai berlarian ke arah mereka. Dokja pun bertanya pada Sangah yang berada di depan mereka.
"Ada tempat yang tidak bisa kalian hancurkan?"
"Kami berhasil menghancurkan keduanya!"
"Aku gak nyangka kamar-kamarnya bisa hancur begitu saja. Padahal kita cuma ngehantam lantainya dengan sekuat tenaga dan langsung pecah..." Sambung Jung Heewon.
"Hahaha! setidaknya sekarang para beban hidup disini tidak memakan satu sama lain lagi," Ucap Hanna dengan aura bunga-bunga disekitarnya.
Yoo Sangah, Jung Heewon, Min Hanna, dan Lee Gilyoung menghancurkan zona hijau yang kecil-kecil. Kebanyakan zona hijau yang ada hanya muat untuk 3 orang atau lebih sedikit dari itu, kecuali tentu saja zona hijaunya Gong Pildu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠
FanfictionMenjadi seorang pembaca ORV, (Y/n) tidak dapat menerima apa yang menjadi akhir dari novel tersebut. Setidaknya karena itu dia membuat seorang karakter yang bernama Min Hanna. Menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa (Y/n) sadari ia telah memasuki ker...