Dunia terbengkalai (1)

2K 405 38
                                    

Mereka dibimbing oleh hakim menuju pintu keluar Dunia Bawah. Lokasi persisnya tidak diketahui karena mereka mengenakan penutup mata khusus. Tangan Dokja mengenggam telapak tangan (Y/n) berjaga-jaga agar wanita itu tidak menghilang.

Mereka seperti bejalan naik dan turun. Setelah berjalan jauh, hakim melepaskan penutup mata kedua inkarnasi itu.

[Ikuti saja jalanan ini.]

(Y/n) membuka mata dan melihat jalan yang gelap dan sempit. Mungkin ini jalan keluar yang tidak perlu melalui Charon, si tukang perahu. (Y/n) curiga ini jalan keluar yang dilalui oleh Orpheus untuk membawa Eurydice pergi.

[Kalian harus melihat ke 'depan'.]

"Apa artinya?"

Baru saja Dokja akan melirik sekeliling tetapi hakim itu sudah menghilang. "Ja, jalan aja 'kedepan' jangan melihat kebelakang oke?" Ucap (Y/n) mengeratkan pegangan tangan mereka.

Mereka tidak punya pilihan selain mulai berjalan di jalanan sempit tersebut dengan posisi Dokja didepan dan (Y/n) dibelakang. Cahaya memudar dan kegelapan menyelimuti mereka. Awalnya Dokja ingin menggunakan dinding sebagai acuan mereka untuk berjalan 'kedepan'. Tetapi dinding-dinding disekitar mereka segera menghilang.

Tempat yang aku andalkan menghilang dan mereka merasa seperti sebuah kapal mengambang di laut tanpa pelampung. Mitos Orpheus tiba-tiba muncul di kepala Dokja.

Apa yang akan terjadi jika dia melihat ke belakang? Merasa keraguan dari Dokja, (Y/n) mendekatkan tubuhnya kepria tersebut. Kini wanita itu berjalan disamping Dokja dengan tangan sang pria melingkar pada pinggangnya. Kemudian cahaya redup muncul dalam kegelapan.

[kamu takut dengan apa yang ada di belakang kamu. Itu sebabnya kamu adalah anak yang menyedihkan.]

Itu adalah pesan dari Persephone.

[Ingatlah ini. Untuk menemukan 'depan', kamu harus tahu di mana 'belakang' itu. Itu karena depan hanya bisa ada ketika ada belakang.]

Omong-omong, hakim mengatakan sesuatu yang serupa. Namun, hanya karena Dokja mendengar kata-kata yang masuk akal tidak berarti dia tiba-tiba mendapatkan pencerahan dan dapat membuat perubahan besar.

[Sepertinya kamu perlu motivasi...]

Aliran cahaya di udara membentang seperti mereka merasa ragu-ragu.

[Oke. Aku tidak bisa membawa kalian ke permulaan labirin dunia tapi ini harusnya bisa dilakukan.]

Tiba-tiba mereka merasakan sesuatu. Tali cahaya menghilang dan kunang-kunang kecil muncul di hadapan mereka. Itu adalah cahaya yang jauh. Itu adalah cahaya yang sangat rapuh dan berkilauan.

Melihat sosok kecil itu (Y/n) tersenyum penuh kehangatan, tangannya melampai menyapa sosok kunang-kunang itu. Tidak ada yang memberitau (Y/n) jiwa siapa itu. Tetapi wanita itu sudah jelas tau siapa jiwa-jiwa tersebut.

[Kalian...]

[Mama...? beneran mama?]

[Ini tidak mungkin... kan?]

Itu adalah Shin Yoosung dari regresi ke-41.

[Ah, ahh ...]

[Hiks... mama beneran datang..]

[Kau... bagaimana bisa...?]

Dari mendengar suaranya saja membuat (Y/n) merasa pilu pada hatinya. Jika mereka sudah berada di awal labirin dunia maka konsep waktu akan berbeda. Itu tidak lama menurut waktu Dokja dan (Y/n), tetapi mungkin sudah beberapa tahun bagi ketiga jiwa disana.

Cahaya-cahaya kecil itu bergetar beberapa kali sebelum berbicara dengan suara ragu-ragu.

[Ahjussi... mama...]

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang