Waktu penghakiman (2)

3.5K 732 63
                                    

Baru saja mereka bersepuluh tiba kembali di stasiun Gumho. Suara Cheon Inho datang mendekati mereka. "Oh, Dokja-ssi! Timing anda pas sekali."

Inho tersenyum saat melihat mereka. Tampak sekali pria ini sengaja membesarkan suaranya saat memangil nama Dokja. "Dokja-ssi punya banyak koin, kan? Berapa banyak koin anda? Pastinya anda yang paling kaya di antara semua orang di sini kan?" Baru juga dibilang sudah menajdi kenyataan.

[Karakter 'Cheon Inho' telah mengaktifkan 'Incite' Lv. 2.]

Saat itulah semua orang menatap kearah rombongan Dokja. (Y/n) tentunya mendorong kedua anak kembar yang tadi berada di sampingnya menjadi dibelakangnya. Begitu juga Hanna yang kini mengambil posisi didepan Gilyoung.

"K-Koin?"

"Siapa yang punya banyak koin?"

Tak perlu waktu lama sampai mereka semua menatap tepat ke arah Dokja. Cheon Inho memang benar-benar luar biasa. Luar biasa menjijikan maksudnya.

"A-Anda Dokja-ssi?"

"Saya mohon, selamatkan saya!"

Semua orang tergesa-gesa mendekati Dokja. Mungkin ada 20-an orang yang mengerumuni pria itu. Kalau dia memberi mereka semua koin, dia bisa kehilangan 2000 koin. Tapi kalau dia tidak memberikan mereka koin, Dokja bakal menjadi penjahat utama di Stasiun Gumho ini.

"Hahaha, Dokja-ssi. Kalau saya tidak sanggup memberikan koin untuk semua orang-orang yang malang ini...tapi, Dokja-ssi pasti sanggup kan? Apa anda hanya akan diam dan melihat saja?"

Dengan perlahan, Dokja pun menghembuskan nafasnya. Pria itu sudah pernah melihat trik ini satu-dua kali. "(Y/n)-ssi kemarilah saya akan melindungimu," ajak Inho dengan senyuman manipulatif.

Melihat hal itu tentu Dokja langsung menutupi pandangan (Y/n) dengan melangkah didepan (Y/n). Lagian keadaan sudah begini, pria itu masih saja mengincar (Y/n). Benar-benar menyebalkan.

[Para konstelasi dari sistem kebaikan absolut telah menilai Cheon Inho sebagai 'orang jahat'.]

Dokja juga sudah muak menahan diri di hadapan Inho.

"T-Tolong saya!"

"Tolong bantu saya!"

Orang-orang mulai memelas sambil berlinang air mata.

[Hahahahat! Bukankah kisah ini menjadi semakin seru? Sebagai pengingat, waktunya hanya tersisa 10 menit lagi lo!]

Ucap Bihyung dengan bahagia, dan anggota party Dokja kecuali (Y/n) kini menatap sang pria dengan raut wajah yang aneh. Pria itu kembali menghembuskan nafas pendek dan perlahan menutup mata, sebelum menatap kerumunan orang di sekitarku.

"Oh, jadi kalian mau minta koin?" Setelah pertanyaan itu di lontarkan, Dokja tertawa dengan lantang. "Kenapa juga saya harus ngasih ke kalian?" lanjut sang pria dengan nada datar.

Dokja metatap setiap orang yang mengerumuniku. Skenario pertama adalah dosa asli tanggungan masing-masing dari mereka. Jadi, tidak ada satu orang pun yang masih bersih moralnya di sini.

Sungguh menjijikan, mereka menginjak nyawa orang lain untuk nyawa mereka. Tapi mereka bahkan mengemis untuk mempertahankan nyawa mereka sendiri sekarang.

"K-Kenapa?"

"Anda punya banyak koin kan?! Masak ngasih sedikit aja gak mau?"

Di tengah kebingungan ini, Cheon Inho tertawa terbahak-bahak.

"Sudah saya duga, Dokja-ssi. (Y/n)-ssi yakin tidak mau bersamaku saja?" Tanya Inho berusaha menatap (Y/n) yang berada dibelakang Dokja. Untungnya tubuh (Y/n) yang pendek tertutupi oleh tubuh Dokja.

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang