Perjalanan mereka ternyata lebih lama dari yang (Y/n) bayangkan. Memang sih itu terjadi karena dia mengambil jalan memutar untuk menghindari kota 'orang kecil'. Bahkan DoM saja sedari tadi tidak berhenti mengomelinya karena memilih jalan ribet.
"Ya aku tidak mau menjadi bencana... jangan bialng di skenario ini dulu kau membantai mereka?" tanya (Y/n) membuat dahi DoM berkerut. "Engak sih, cuma yah seru aja nakut-nakutin mereka..." DoM mengatakan hal tersebut sembari tertawa dengan menyeramkan.
Entah kenapa kalau DoM yang mengatakan itu (Y/n) sudah tidak heran lagi.
"(Y/n), aku sebenarnya kenapa kita menghindari 'orang kecil'? bukankah mereka bangian dari skenario?" pertanyaan itu Asuka lontarkan sembari melirik kearah (Y/n). "Apa kau tidak membaca skenarionya? kalau kita tidak menghindari mereka maka kita akan menjadi bencana untuk mereka."
Penjelasan wanita itu membuat Asuka terdiam. "...Orang kecil itu, mereka seperti kita loh. Bedanya mereka hanya berukuran kecil saja... Kau belum pernah bertemu dengan merekakan?" Tanya (Y/n) melirik kearah Asukda dari punggungnya.
"Belum... karena sebelum itu terjadi aku sudah menjadi buronan," jawab Asuka memberikan senyum pada sponsornya. "Bagus kalau begitu, karena skenariomu belum aktif jadi sekarang kita hanya harus berhati-hati dengan inkarnasi jepang yang menyerang saja."
Ucapan dari (Y/n) membuat kedua orang disana mengangguk setuju.
.....
"Noona... jadi kita perlu bunuh mereka?" Hanna terdiam mendengar pertanyaan Daeseong. "...Unnie tidak akan suka itu," jawab Hanna membuat Daeseong mengangguk.
Tangan Hanna menjulur kedepan dia menunjuk kearah para inkarnasi Jepang yang menindas 'orang kecil'. "Kalau itu halal untuk dibunuh," ucap Hanna memberikan senyuman pada Daeseong.
[Berhati-hatilah untuk tidak memusuhi bencana lain.]
"Masa bodoh! kalau mati juga sponsorku pemilik neraka!" Seru Hanna yang langsung bergerak maju.
[Konstelasi 'King of the fallen' membusungkan dada dengan bangga.]
[Konstelasi 'King of heroes' tertawa dengan arogan.]
"Anak-anak ini... mereka dari korea kan?" Tanya salah satu orangg Jepang melihat kehadiran Hanna dan Daeseong. "Kenapa inkarnasi Kore mengirimkan anak-anak? apa mereka kekurangan personil?" ujar rekannya meremehkan kedua anak itu.
Hanna mengerti bahasa jepang. Jelas saja itu karena unnienya dulu sering mengajaknya nobar anime. "Oi paman, paman sekalian. Kalau mau ngomong jangan didepan orangnya dong!" Seru Hanna sembari menunjukan gigi rapinya.
"Aduh nak, sebagiknya kalian jangan sombong-sombong deh. Minta maaflah dan kami akan membiarka kalian pergi."
Kali ini Daeseong yang melangkah maju membawa buku kerajaan di tangannya. "Beraninya serangga seperti kalian memerintahkanku? Ini perintah. Berlutut lah sampah," ucapan Daeseong dia ucapkan sesaat anak itu mengaktifkan skillnya.
Perintah sang raja tentu tidak dapat di bantah membuat kedua inkarnasi jepang itu langsung berlutut dihadapan Daeseong dan Hanna.
.....
Partyan (Y/n) sekali lagi beristirahat. Tapi kali ini mereka memasang barrier untuk melindungi melindungi mereka. "Kali ini kita aman, tapi aku harus mendiskusikan satu hal dulu kepada kalian."
Ucapan (Y/n) membuat anak dan inkarnasinya langsung mengfokuskan diri kepada sang wanita. Tangan (Y/n) bergerak kearah layar dihadapannya dia memperlihatkan layar itu kepada kedua rekannya.
"Kita akan pergi kesini, disini adalah save zone." Jari (Y/n) menunjuk suatu tempat yang ia yakini sebagai tempat dimana Sooyoung dan Pildu berada. "Aku bisa memindahkan kita kedekat sana, tapi aku tidak yakin kalau itu akan aman dilakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠
FanfictionMenjadi seorang pembaca ORV, (Y/n) tidak dapat menerima apa yang menjadi akhir dari novel tersebut. Setidaknya karena itu dia membuat seorang karakter yang bernama Min Hanna. Menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa (Y/n) sadari ia telah memasuki ker...