Malam para utusan (3)

2.8K 581 109
                                    

Malam itu (Y/n) tertidur dengan sangat nyenyak dalam pelukan Dokja. Pria itu tidak protes tentunya, walau dia tidak akan mengatakan hal ini. Tapi Dokja cukup nyaman tidur berpelukan dengan (Y/n).

[Efek tidur nyenyak telah mengembalikan kekuatan mentalmu secara penuh.]

[Beberapa skill eksklusif-mu telah diperbarui.]

Merasakan sesuatu bergerak di perutnya (Y/n) membuka manik (E/c) dengan rasa kantuk. Melihat keasal pergerakan itu, Terlihat Dokja membenamkan kepalanya pada perut (Y/n).

Mengelus-elus rambut Dokja, (Y/n) berkata, "Dokja... ayo bangun." Merasa kepalanya dielus secara perlahan Dokja membuka kedua manik obsidiannya. Dokja mengeratkan pelukannya pada pinggang (Y/n) sebelum sempat gadis itu melepaskan diri.

Dengan serigaian jahil Dokja menarik tubuh (Y/n) hingga mata mereka bertemu. Lalu pria itu mengecup dahi (Y/n) dengan lembut. "Selamat pagi sayang~" ujarnya dengan senyuman jahil.

Secara spontan wajah (Y/n) langsung memerah. Tangan gadis itu menutup bibir Dokja dan mendorong wajah pria itu menjauh.

Wanita itu berusaha melepaskan diri dari pelukan Dokja. Sayangnya dia tidak berhasil melakukan hal tersebut karena Dokja malah mencium telapak tangan (Y/n), membuat wanita itu terkejut.

"Kim Dokja!" seru (Y/n) dengan nada berbisik. Merasa sudah cukup puas melihat wajah (Y/n) yang memerah Dokja langsung terkekeh sembari menepuk-nepuk kepala (Y/n) dengan pelan. "Iya, iya, maafkan aku."

Setelah menangkan pikirannya (Y/n) melihat jam dan ternyata waktunya sudah menunjukkan pukul 4 sore hari. Begitu Stasiun Dongmyo dan area di sekitarnya berhasil Dokja kuasai, rasa lelah yang sudah bertumpuk-tumpuk benar-benar menyiksa Dokja.

[Markas Saat ini: Chungmuro (Markas Utama), Myeongdong, Taman Budaya Dongdaemun, Dongdaemun, Dongmyo, Stasiun Sindang, Stasiun Cheonggu, Stasiun Yaksu, Stasiun Sinseol-dong.]

Dari keberasilan Dokja mengambil alih Faksi Dongmyo, sekarang dia pun bisa menguasai 9 stasiun. Dan sekarang Dokja hanya butuh 1 stasiun lagi supaya skenario Jalan Para Raja berakhir.

Setelah merapikan rambutnya (Y/n) dan Dokja berjalan keluar secara berdampingan. Begitu mereka keluar, Jung Heewon dan Lee Hyunsung sudah menunggu kehadian Dokja dan (Y/n).

"Kami sudah siap. Kapan kita berangkat?" Tanya Heewon menatap (Y/n) sembari menaik-turunkan alisnya. "Tunggu sebentar ya," balas Dokja singkat. (Y/n) yang mendapat tatapan dari Heewon memuluk bahu gadis itu dengan pelan.

"Hilangkan tatapan matamu itu," ucap (Y/n) dengan nada bercanda. Heewon puas akan reaksi yang ia dapat langsung tertawa lebar.

Karena sudah merasa cukup mendnegarkan pembicaraan yang berat kemarin. (Y/n) kini lebih memilih tinggal bersama Heewon dan Hyunsung. Keheningan disekitar mereka terpecah ketika Heewon yang sedari tadi menatap (Y/n) dari ekor matanya membuka suara.

"Jadi... bagaimana malam pertamanya?" Pertanyaan itu sontak membuat Hyunsung dan (Y/n) kaget. "Apa maksudmu!?" seru (Y/n) dengan telinga yang mulai memerah, Heewon melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak.

"M-maksudku malam pertama tidur disini hahaha!" seru wanita itu sembari memukul-mukul lututnya. Dengan wajah yang memerah dan dahi berkerut (Y/n) hanya bisa menutupi wajahnya. "Auah... aku mau cari Donghoon dulu," ucap (Y/n) segera pergi dari tempat itu.

Setelah berjalan beberapa menit (Y/n) berjalan. Akhirnya wanita itu menemukan sebuah tenda yang familiar, tangannya meraih untuk membuka pintu tenda dan memasukinya. "Permisi!" seru (Y/n) dengan riang gembira.

Wanita itu melirik kearah Donghoon yang kini berada didepan layar komputernya. "Noona...? ada apa kesini?" tanya Donghoon langsung keintinya.

(Y/n) berjalan mendekati anak laki-laki itu. "Kau apakah kau sudah makan?" tanya (Y/n) sedikit memiringkan kepalanya. Tanpa menjawab Donghoon memberikan anggukan singkat.

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang