Tatapan Namwoon masih terasa dipunggung mereka. Dokja menaikan tangannya untuk mengelus kepala (Y/n) yang berjalan di sampingnya. "Apa kau sudah baikan?" Tanya Dokja membuat wanita itu mengangguk.
Hakim tanpa kaki menaiki tangga dengan tenang, seperti hantu. Beberapa tubuh simbolis di sepanjang jalan menatap mereka dengan mata tertarik. (Y/n) merasa dirinya seperti sedang tamasya didalam wahana rumah hantu.
Hakim itu sepertinya sadar bahwa mereka melamun dan berbicara tanpa melihat ke belakang.
[Kalian akan tersesat jika kalian tidak mengikutiku dengan baik.]
Itu adalah suara gatal yang membuat (Y/n) merasa tidak nyaman. Tetap saja, itu saran yang benar. Ya memang sih, di Indonesia juga selalu diingatkan agar pikiran tidak kosong saat memasuki kawasan 'berpenghuni'.
Dokka memandangi hakim sebelum mengalihkan pandangannya ke langit-langit dan sedikit membuka mulut. "Hei, bisakah kau mendengarku?"
Bisikan kecil yang tidak bisa didengar hakim ataupun oleh (Y/n).
Tidak ad angin, tidak ada hujan tiba-tiba sebuah pertanyaan terbesit pada pikiran (Y/n). Dia penasaran dengan bagaimana kedihupan 'dirinya' yang berasal dari dunia ORV.
Kalau dipikir juga apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh fisik 'dirinya' yang yang berasal di ORV? Karena sejauh saat mereka berkomunikasi (Y/n) hanya dapat mendengarkan suaranya.
Beberapa skenario langsung terbesit dalam pikiran (Y/n). Sejauh ini yang dia tau dari 'dirinya' yang lain itu adalah mereka semua adalah orang yang berbeda.
Mungkin memang mereka menyandang nama yang sama, tapi cerita mereka berbeda-beda. Walau memang ada beberapa yang mirip.
Apa mungkin dirinya yang hanya dapat dia dengar suaranya itu, tubuh fisiknya hancur? Kalau (Y/n) pikirkan itu mungkin terjadi. Buktinya saja DoM tidak memiliki tubuh fisik tapi masih bisa bertahan hidup menggunakan 'ingatan'.
Walau memang agak aneh, namun kemungkinan itu bisa saja terjadi. Apa lagi setelah semua kegilaan yang dia alami (Y/n) yakin seorang ilmuan pun akan percaya terhadap hal-hal aneh.
Merasa sedikit frustasi memikirkan hal tersebut (Y/n) mengelus-elus kepalanya dengan pasrah. Kalau dia bertemu dengan 'dirinya' lagi dia akan bertanya tentang hal ini.
[Konstelasi 'Immortal Holy flame' memamerkan foto inkarnasi 'Min (Y/n)' kepada konstelasi lain.)
[Konstelasi 'First born human' merengek pada istrinya untuk menemui inkarnasi 'Min (Y/n)'.]
[Konstelasi 'Second life that born' mengabaikan konstelasi 'first born human'.]
[Beberapa Konstelasi terkesima dengan kecantikan inkarnasi 'Min (Y/n)'.]
[Konstelasi 'first born human' menatap beberapa konstelasi dengan mata tajam.]
[Konstelasi 'Second life that born' memukul leher konstelasi 'first born human'.]
[Konstelasi 'first born human' pingsan.]
Melihat pesan-pesan itu membuat (Y/n) memukul dahinya secara spontan. Mendengar suara dari sang wanita Dokja langsung melirik kearahnya.
"Ada apa?" Tanya Dokja melihat dahi merah (Y/n) akibat pukulan itu. "Tidak, abaikan saja aku," ucap (Y/n) sembari menggelengkan kepalanya.
…..
(Y/n) tidak menyangka banyak konstelasi yang tertarik padanya. Dilihat dari peran yang tidak berhenti membuatnya nostalgia akan notifikasi yang ia dapat sebagai seorang penulis dulunya.
[Rasi bintang 'Maitreya bermata satu' mengagumi Dunia Bawah.]
[Rasi bintang ‘Bald General of Justice’ sangat terkejut dengan penampilan Dunia Bawah.]
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠
FanfictionMenjadi seorang pembaca ORV, (Y/n) tidak dapat menerima apa yang menjadi akhir dari novel tersebut. Setidaknya karena itu dia membuat seorang karakter yang bernama Min Hanna. Menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa (Y/n) sadari ia telah memasuki ker...