Sudut pandang sang penulis (4)

2.5K 527 41
                                    

Kali ini (Y/n) sedang berjalan-jalan mengamati situasi kota. Beberapa bangunan massih bagus sementara yang lainnya sudah hancur. Tidak jarang juga (Y/n) melihat beberapa orang saling membunuh satu sama lain. 

Apa dia kembali saja ketubuhnya ya? tidak dulu deh. Dia masih ingin melihat suatu tempat. (Y/n) menutup matanya kembali lalu membayangkan tempat terakhir dia pergi sebelum memasuki dunia 'orv'.

Setelah membuka matanya kembali kini (Y/n) sudah berada disebuah ruangan familiar. Kantor ini adalah tempat yang sama persis dengan kantor percetakan dan penerbit langganan (Y/n) dulu. 

Menyentuh satu persatu alat yang sudah terbengkalai disana (Y/n) melihat sebuah kertas yang berserakan dilantai. Tangan sang wanita meraih dan menggambil benda tersebut. 

"Ini kan...," gumam (Y/n) tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Jelas-jelas kertas yang ia pegang sekarang adalah novel yang tidak lama ini dia tulis. Setidaknya sebelum dia masuk kedalam dunia 'Orv' padahal ini novel terbarunya, sangat disayangkan.

Nostalgia seketika (Y/n) rasakan, dia kembali teringat dengan apa yang suara satunya lagi katakan. Tentang dunianya yang sudah musnah, ada terbesit keraguan untuk mempercayai hal yang suara itu ucapakan dilubuk hati terdalam (Y/n).

Tapi wanita itu sadar dia sekarang tidak dapat melihat kebelakang lagi. Karena itu (Y/n) mulai berjalan kembali meninggalkan kertas yang tadi ia sentuh. Kantor itu tidak berpenghuni lagi, sekarang (Y/n) penasaran apa kira-kira ada staff yang selamat?

Kenapa (Y/n) mau ketempat ini? jawabannya mudah, jika teorinya benar. Setelah Dokja menghancurkan 'absolute throne'. (Y/n) akan dikirim kesini. Karena itu (Y/n) setidaknya harus mengetahui area yang akan menjadi tempatnya untuk bertahan hidup nanti.

Omong-omong soal penghancuran itu. (Y/n) jadi berfikir, bagaimana caranya menghentikan  'Disaster of abandoned twins' masa iya muncul bersama 'Disaster of flood'. Tiga bencana sekaligus? apa ini benar-benar bisa ditangani?

(Y/n) menggelengkan kepalanya membuang pemikirannya itu. Malah karena hal itu menjadi motifasi (Y/n) untuk semakin mengasah kemampuannya. 

Kalau dipikir pikir kenapa juga mereka bisa menjadi 'Disaster'? padahal jelas (Y/n) tidak membuat kedua anak kembar itu untuk malah mempersulit alur. 

"(Y/n)..."

Suara familiar tiba-tiba didengar olehnya. Sepertinya sekarang sudah saatnya (Y/n) untuk kembali kedalam tubuhnya. (Y/n) berekspektasi bahwa Heewonlah yang membangunkannya.

Tapi ekspektasi itu hilang saat (Y/n) kembali membuka mata dan disambut oleh wajah seorang pria. Padahal dia sudah berharap dibangunkan oleh seorang wanita cantik. Karena ekspektasinya tida terwujud.

Ekspreksi tidak mengenakkanpun mengiasi wajah (Y/n). "Kenapa kau menatapku begitu," ucap Dokja yang mendapatkan tatapan tidak mengenakan itu. "Tidak apa-apa kok... serius tidak apa-apa," Ucap (Y/n) masih dengan ekspreksi yang sama.

Setelah beberapa detik akhirnya ekspreksi itu menghilang. Walau jujur Dokja merasa sedikit tersinggung dengan ekspreksi yang ia dapat tadi. 

Tiba-tiba percikan listrik besar muncul di udara, dan si dokkaebi kelas menengah pun muncul dengan mengenakan pakaian formal. Dia melihat ke sekelilingnya sesaat sebelum berkata dengan suara kasar.

[...Maaf ya semuanya. Ada sedikit masalah sehingga pembagian kompensasinya jadi terlambat. Meski terlambat, tapi aku akan menghadiahi kalian sekarang.]

[3,000 koin telah diberikan atas penuntasan skenario tersembunyi.]

[Kamu telah mendapatkan 15,000 koin sebagai kompensasi membunuh naga api level 5.]

[Kamu telah mendapatkan 'Simbol Proteksi Para Imyuntar' karena telah menjadi orang pertama yang mengalahkan malapetaka.]

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang