Waktu penghakiman (4)

3.7K 777 53
                                    

Beberapa menit kemudian mereka kembali ke stasiun Dongdae. Untungnya karena skill milik (Y/n), tidak sedikitpun luka terlihat pada tubuh Dokja. 

Sementara Dokja yang yakin (Y/n) kelelahan memaksa gadis itu untuk makan daging tikus tanah yang dia baw tadi. Awal nya (Y/n) menolak karena dia punya makanan sendiri. Tapi Dokja langsung menyumpal mulut gadis itu membuat sang wanita hampir tersedak.

"Sialan kau Kim Dokja," ucap (Y/n) mengelap mulutnya. Ujung-ujungnya (Y/n) tetap memakan daging itu, dia tidak akan menyia-nyiakan makanan. Apa lagi dengan keadaan dunia yang seperti ini.

Tepat sesaat kelompok mereka berkumpul kembali, saat itulah (Y/n) telah menyelesaikan makanannya. "Sudah selesai mesra-mesraannya?" tanya Heewon dengan senyuman jahil.

"Apa-apaan kau ini, lagi pula ini aku membawakan sesuatu untukmu," ujar Dokja mengeluarkan item yang tadi dia dapatkan.

Pakaian jadul dan tasbih kuno. Semua melihat Dokja dengan mata penuh tanda tanya. Pria itu bisa menebak apa yang ada di pikiran mereka. Tapi sejatinya, di dunia Panduan Survival ini, semua item yang kuno biasanya termasuk item bagus.

"Item ini kayaknya bagus-bagus kok. Soalnya ini hadiah dari pahlawan hebat."

"Pahlawan hebat?"

"Kalian tau Samyeongdang, kan?"

Kosntelasi itu terpaku dengan apa yang Dokja lakukan. "Siapa...?" tanya Heewon dengan wajah tidak bersalah. Ucapan Heewon sontak membuat sang konstelasi ingin menampakan dirinya.

"Ah, aku tau!" Untungnya, masih ada orang yang banyak ilmunya di sini. Dan siapa lagi kalau bukan Yoo Sangah. "Aku ingat pernah baca tentang dia waktu belajar sejarah Korea! Dia biksu dari jaman Dinasti Joseon, bukan?"

"Iya, tepat sekali."

"Waktu pasukan Korea berperang menghalau invasi Jepang di ...dia termasuk pahlawan dalam perang ****** dan **** lo!" Inilah Sangah, benar-benar tidak mengecewakan. Dokja saja yang juga belajar sejarah Korea tidak pernah tau. (Y/n) yang mah beda cerita, wanita ini lebih menyukai mitologi nordik, yunani, sumeria, serta tentang malaikat dan iblis.

"Yah, intinya item-item ini kekuatannya dahsyat," Ucap Dokja sembari menganggukan kepala. "...Masa sih?" tanya Heewon tidak percaya

"Wah, benar juga!" Heewon dan Hyunsung pun terkejut begitu mengecek informasi item-item tersebut. "Tapi, bagaimana cara Dokja-ssi mendapatkannya?" kini giliran Hyunsung tang bertanya.

"Aku cuma mengatupkan dua tanganku di depan patung Samyeongdang...terus itemnya turun deh dari langit."

"Hah? Bo'ong..." merasa Dokja tidak akan bisa membohongi mereka (Y/n) memutuskan untuk turun tangan. "Itu benar, aku melihatnya sendiri loh. Menurutku... item-item ini dipersembahkan oleh Samyeongdang khusus untuk Korea Selatan." 

"Ah..."

'Ah' mereka masing-masing punya arti yang berbeda. (Y/n) tidak menghiraukan hal tersebut dan terus berbicara. Toh, dia nggak maksa mereka buat dengerin ucapanku.

"Kemungkinan dia yang meninggalkan benda-benda miliknya ini di sana demi bisa menyelamatkan negara kita, sama seperti waktu masa Perang Imjin, sekarang Korea Selatan juga sedang menghadapi krisis besar begini."

Oh sungguh siapa yang mengajarimu dapat bermulut manis seperti itu Min (Y/n)? siapa lagi kalau bukan ibu dari wanita itu tentunya. Emak-emak di indonesia itu keras, apa lagi kalau sudah bersangkutan dengan yang namanya tawar-menawar.

[Konstelasi yang mengenakan jubah jerami merasa terharu dengan kata-katamu.]

"...Dunia kita sudah seperti ini, jadi kalau hal semacam itu memang terjadi ya tidak aneh juga. Mungkin saja Samyeongdang juga termasuk salah satu 'konstelasi' kan?" (Y/n) tidak terkejut saat Sangah yang pertama menimpali.

Mungkin karena dia tidak tahan melihat temannya mempermalukan dirinya sendirian. Tapi yang membuat (Y/n) geli, begitu Sangah berkata seperti itu, Hyunsung langsung ikut menimpali juga.

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang