"Eh? Seolhwa-ssi, ada apa kenapa kembali kemari?" Tanya Heewon sesaat wanita itu melihat kedatangan (Y/n). (Y/n) memberikan anggukan singkat mendengar sapaan Heewon.
Setelah (Y/n) cukup dekat dengan mereka akhirnya ekspreksi seriusnya berubah menjadi ekspreksi legah. "Aku tidak yakin aku dapat mendengar pembicaraan mereka lebih lama lagi...," gumam (Y/n) menggelus-elus dahinya.
Toh walau dia tidak mendengarpun (Y/n) tau apa yang terjadi. Tapi wanita itu hanya mau melihat adegan yang dia tunggu-tunggu, jadi lumayan juga.
"Pembahasan mereka terlalu berbelit, sangat tidak cocok untuk otakku." Ucapan (Y/n) membuat Heewon tertawa sembari memukul pundak (Y/n) sesekali.
(Y/n) melihat itu juga ikut terkekeh lemas. "Jadi bagaimana keadaan Ilhun?" tanya (Y/n) melirik kearah pria yang tubuhnya didudukan di lantai. "Seperti yang bisa kau lihat dia belum sadarkan diri."
Jawaban dari Heewon sekali lagi membuat (Y/n) mengangguk. "Kalian apa tidak lelah?" tanya (Y/n) kepada mereka berdua. Tapi belum sempat keduanya menjawab, (Y/n) sudah menumbuhkan sebuah apel segar untuk mereka berdua secara diam-diam.
"Nih makan dulu, kebetulan aku membawanya." Ucap (Y/n) yang tentu bohong. Tapi Heewon dan Hyunsung langsung menerika apel itu tentunya. "Kau memang yang terbaik Seolhwa-ssi!" seru Heewon senang.
Hyunsung ikut mengangguk. "(Y/n)-ssi, aku punya pertanyaan yang sudah cukup lama ada di kepalaku," ucap Hyunsung setelah menelan gigitan apelnya.
"Apa itu? tanyakan saja," jawab (Y/n) memiringkan kepalanya. "(Y/n)-ssi kenapa kau kembali dihari itu? padahal kau bisa saja meninggalkan kami dengan Hanna," Tanya Hyunsung dengan kebingungan.
(Y/n) merasa deja vu. Gadis itu tersenyum. "Tidak ada alasan tertentu sih, aku hanya mengikuti kata hatiku," jawab (Y/n) setengah jujur. Ya tidak mungkin (Y/n) bilang dia mau ikut dengan Dokja.
Mendengar ucapan (Y/n), Hyunsung tidak bertanya lebih. "Tapi karena ada (Y/n) aku jadi ada asupan hehe...," gumam Heewon dengan senyuman sus di wajahnya.
"Apaan sih heewon!" seru (Y/n) dengan nada berbisik serta wajah merah. Reaksi dari (Y/n) malah membuat senyuman sus Heewon menjadi semakin melebar.
"Oh?"
Suara itu menghentikan aktifitas (Y/n) dan Heewon. (Y/n) melirik kebelakang dan dia dapati seorang pria berkulit eksotis.
Pria itu mengelus tengkuknya saat ia melihat tiga wajah asing disana. Kalau ingatan (Y/n) benar, pria ini adalh npc yang memulai masalah dengan Heewon.
"Kalian siapa?" Tanya pria itu langsung. Tubuhnya berjalan mendekat membuat Hyunsung mengambil posisi berdiri didepan (Y/n). "Siapa kalian seenaknya main-main disini?" Tanya nya dengan wajah yang menyebalkan.
Heewon tentu tidak terima dengan perlakuan itu. "Kau sendiri siapa tiba-tiba cari ribut?" ketus Heewon menatap tajam pria itu. "Apa?" tanya pria itu mengerutkan dahinya.
Matanya melirik kesana-kemari melihat penampilan Heewon dan Hyunsung. Lirikn itu terhenti saat dia melihat keberadaan (Y/n). "Boleh juga...," gumam pria itu membuat Heewon semakon kesal.
"Jaga matamu," ketus Heewon mendekatkan diri pada Hyunsung untuk menutupi keberadaan (Y/n). Merasa kesal karena sikap Heewon, pria itu mulai menggenggam senjata yang ia sematkan pada punggungnya.
"Tokoh figuran saja bukan. Beraninya mealwanku!?" bentak sang pria. Tapi bentakan tersebut tidak di gubris oleh Heewon "Dari tadi bajingan ini ngomong apa sih?" tanya Heewon mengabaikan pria itu.
Serigaian muncul pada bibir sang pria sebelum ia berkata. "Berikan gadis itu padaku dan kita akan selesai dengan baik-baik."
Amarah Heewon langsung memuncak. "Sebaiknya kau tutup mulutmu anjing kampung." Mendengar ucapan Heewon tentunya pria itu ikutan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠
FanfictionMenjadi seorang pembaca ORV, (Y/n) tidak dapat menerima apa yang menjadi akhir dari novel tersebut. Setidaknya karena itu dia membuat seorang karakter yang bernama Min Hanna. Menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa (Y/n) sadari ia telah memasuki ker...