Energinya kini sudah terkuras habis, (Y/n) membaringkan tubuhnya di pangkuan Sangah. Ternyata memberikan buff untuk seseorang itu tidak semudah di game-game.
Andai dia punya skill keren, setidaknya dia mau bisa mengendalikan empat element. Kelihatannya akan sangat keren. Tiba-tiba saja dia ingat akan sesuatu. Tidak ada salahnya mencoba bukan?
[Skill eksklusif 'Absolute Speech' diaktifkan.]
"Aku dapat mengendalikan api, air, udara, dan tanah...," gumam (Y/n) dengan suara kecil, sehingga hanya dia yang dapat mendengar itu.
[Skill eksklusif 'Avatar' telah didapatkan.]
'Loh!? hah apa!? yang bener?' Batin (Y/n) ketika ia menerima notofikasi tersebut. Yang benar saja? tidak mungkin kan? pasti sistemnya lagi ngeprank dia. Banyak pertanyaan memasuki pikiran wanita itu.
Mungkin dia harus mencoba sendiri untuk membuktikan. "Sangah-ssi, apa dirimu haus?" tanya (Y/n) secara tiba-tiba. Menatap (Y/n) sedikit ragu, tapi kemudian Sangah menganggukan kepalanya.
(Y/n) langsung mengambil posisi duduk. Kini posisi mereka sudha berhadapan.
[Skill eksklusif 'Avatar' diaktifkan.]
Karena skillnya sudha aktif, (Y/n) mengangkat tangan didepan dadanya membayangkan adanya sebuah bola air yang mengambang diatas tangannya.
Srush...
Mata Sangah dan Gilyoung membola. Tubuh (Y/n) kini diselimuti aura biru lembut, saat wanita itu membuka matanya dia sendiri kaget mandapati bola air di tangannya. "S-silahkan diminum," ucap (Y/n) berusaha menghilangkan rasa kagetnya.
Dia tidak menyangka skill 'absolute speech' miliknya sangat overpower. Sangah mendekatkan diri pada bola air itu, sungguh menyegarkan rasanya bisa meminum air yang jernih. "M-mama aku juga mau," ujar Gilyoung tiba-tiba.
Merasa tingkah Gilyoung menggemaskan (Y/n) juga memberikan anak itu sebuah bola air. "(Y/n)-ssi bagaimana kau bisa melakukan ini?" Tanya Sangah masih kagum akan kekuatan (Y/n).
Dengan canggung sang wanita hanya menjawab, "sejujurnya aku juga tidak tau. Aku asal membayangkan hal yangku inginkan saja."
Tanpa mereka sadari Dokja telah menyelesaikan sub skenario tersebut. Dokkaebi itu bingung kenapa Dokja tidak membunuh orang itu? tapi Dokja menjawab bahwa dia punya prinsip untuk tidak membunuh.
[T-Tapi kan hadiahmu akan bertambah besar kalau membunuh dia? Kamu akan menjadi orang pertama yang membunuh demon level 7, dan aku akan memberikanmu 7,000 koin lo! Apa kamu sadar betapa besarnya nilai 7,000 koin itu?]
"Aku tidak akan membunuhnya. Aku mau membuka kotak kompensasiku, jadi minggir sana."
Dokja menyingkirkan Biryu yang mulai menyebalkan itu dari depan wajahnya. Si Penjaga Kegelapan itu bukan targetnya yang asli.
Puok!
[Demon level 7, 'Penjaga Kegelapan' telah terbunuh.]
Dasar bodoh. Setidaknya itulah yang ada dipikiran (Y/n). "Haha, hahahahaha! S-Sekarang aku bisa tambah kuat! Oi, Kim Dokja keparat! Kamu masih naif sekali ternyata!" Pria satu ini sangat serakah dan sudah tidak bisa tertolong.
[Demon level 7 telah dihabisi untuk perama kalinya!]
[Rekor pencapaian yang mustahil telah tercapai!]
[Kamu telah mendapatkan 8.000 koin.]
[Kontributor: Kim Dokja, Min (Y/n), Han Myungoh]
Yah walau hanya mendapat sedikit koin setidaknya koin tetaplah koin. (Y/n) tidak pernah menjadi orang yang rakus akan hal itu, lagi pula kalau mau dia bisa tinggal menggunakan skill 'absolute speech' miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠
FanfictionMenjadi seorang pembaca ORV, (Y/n) tidak dapat menerima apa yang menjadi akhir dari novel tersebut. Setidaknya karena itu dia membuat seorang karakter yang bernama Min Hanna. Menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa (Y/n) sadari ia telah memasuki ker...