Penghancur skenario (4)

1.5K 331 21
                                    

"U-Urgh?"

Kepala orang-orang di depan jatuh dan orang-orang di sekitar mereka mundur ketakutan.

"Dia membunuh! Orang itu terbunuh!"

"Bukankah dia Raja Tanpa Pembunuhan? Ini berbeda dari apa yang aku diberitahu! "

Orang-orang yang kebingungan segera bergegas keluar dengan senjata mereka. Dokja tidak membutuhkan keahlian khusus untuk menangkap kecebong ini. Dia benar-benar  hanya menggunakan Blade of Faith dan menebas mereka yang berlari.

"Aaaagh!"

Dokja dengan rapi menghancurkan orang-orang yang berada di sekitarnya. Orang terakhir mulai berteriak ketika dia setengah mati. Pria itu menusukkan pedangnya ke lelaki yang sedang berjuang itu tanpa ragu-ragu.

"A-Aku tidak mendengar tentang dia memiliki keterampilan sebanyak ini ...?"

"Melarikan diri!"

Hingga sekarang, Dokja telah berusaha untuk tidak membunuh siapa pun yang menyerangnya. Tentu saja, dia tidak ingin kehilangan Raja Tanpa Pembunuhan. Ketika pria itu mengulangi perilaku itu, Dokja mengembangkan kebiasaan menahan diri dari membunuh.

Itu berbeda sekarang. Dia akan menciptakan kelemahan jika dia tidak bertindak lebih agresif. Kelemahan itu berarti hyena yang tak terhitung jumlahnya akan muncul di masa depan. Begitu Dokja memutuskan, tidak ada keraguan di tangannya.

Sisa hyena runtuh dalam sekejap. Hanya ada satu yang tersisa.

"Kau lambat."

Dokja mendengar suara pedang dan melihat Yoo Jonghyuk menyimpan pedangnya. Pria itu menurunkan tubuh (Y/n) secara perlahan. Tidak ada ekspresi di wajah orang yang membunuh lebih banyak orang daripada mereka itu.

"U-Uhh, jelas dikatakan bahwa Raja Tertinggi tidak bekerja sama dengan dia... Hanya Ratu tanpa gelar saja... dan dikatakan bahwa ratu tanpa gelar itu lemah..."

Seorang pria yang tersisa berjalan mundur sementara anggota tubuhnya bergetar. Perempatan muncul pada dahi (Y/n), memang penampilannya kurang meyakinkan untuk dibilang 'kuat'.  (Y/n) berjalan maju, dia mengeluarkan excaliburnya.

Wanita itu mengarahkan bilah perak pedangnya kearah leher sang pria. "Siapa yang membuatmu melakukan ini?" Tanya (Y/n) dengan tegas. Dokja dan Jonghyuk hanya dapat menatap sang pria dengan tatapan tajam.

"I-Itu..."

[Karakter 'Seol Ingu' telah jatuh ke dalam penderitaan yang dalam.]

Saat berikutnya, ekspresinya berubah dan dia tiba-tiba berlari ke arah (Y/n).

"Aaaah!"

Tidak mungkin seperti ini. Itu aneh. Itulah yang akan (Y/n) pikirkan kalau dia tidak membaca novelnya. Tapi (Y/n) tau, Nirvana sungguh keterlaluan. Lalu pria itu berteriak. "Untuk pembebasan umat manusia!"

Dia tampak seperti seorang martir. Dirasa jarak antara pria itu dan (Y/n) cukup dekat, pedang Yoo Jonghyuk bergerak dan kepala pria itu jatuh. "Kenapa kau tidak bergerak, bodoh?" (Y/n) hanya tersenyum-senyum.

"Aku tau kau akan menyelamatkanku." Sebenarnya tadi itu (Y/n) hanya ingin mengetes Jonghyuk. Jika Jonghyuk tidak bergerak toh dia sudah menyiapkan rencana lain. Tapi ternyata (Y/n) tidak perlu melakukan rencana B-nya.

Lamunan Dokja terpecah oleh suara berat Yoo Jonghyuk. "Tidakkah menurut kalian ada yang salah?" Tanya Dokja membuat (Y/n) mengangguk setuju.

"Jarang sekali seseorang memiliki kesetiaan yang kuat," Ujar Jonghyuk menjawab ucapan Dokja. "Kau tahu, manusia bukanlah binatang setianya. Apalagi dalam situasi saat ini..."

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang