Memulai layanan berbayar (3)

4.7K 900 5
                                    

Reaksi setiap orang berbeda-beda setelah dokkaebi itu menghilang. Beberapa ada yang mencoba keluar dari kereta, sedangkan yang lainnya mencoba menelepon polisi.

"Kita jangan ada yang panik ya," ujar (Y/n) mengelus kepala kedua anak di sampingnya. Hanna dan Gilyoung mengangguk nurut atas apa yang dilontarkan oleh (Y/n). Sesekali juga manik (E/c)nya mencuri-curi pandang kepada kim Dokja.

"Semuanya! Semuanya, harap tenang. Tarik nafas perlahan-lahan." Seseorang kembali maju ke depan setelah si dokkaebi menghilang selama lima menit.

Dia seorang pria berbadan kekar dengan potongan rambut cepak. Tubuhnya lebih tinggi satu kaki dari kebanyakan orang. Akhirnya muncul juga yang ditunggu (Y/n).

"Apa semua sudah bisa tenang? Saya mohon perhatian anda semua sebentar."

Orang-orang yang sedang menangis maupun yang sedang sibuk menelepon, semuanya berhenti dan menatap pria ini. Setelah semua mata tertuju padanya, pria besar itu melanjutkan ucapannya, "Anda semua pasti sudah paham, kalau saat ada bencana besar yang setingkat nasional, kepanikan yang menimbulkan kekacauan sekecil apapun bisa menyebabkan bertambahnya korban jiwa dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sekarang saya akan mengendalikan situasi ini."

"Apa, memang anda siapa?"

"Bencana tingkat nasional? Apa yang anda bicarakan?"

Beberapa orang tampak tersadar dan bereaksi keras begitu mendengar akan dikendalikan orang lain. Lalu pria yang masih muda itupun mengeluarkan Kartu Tanda Anggota resmi badan pemerintahan. "Saya letnan angkatan darat yang saat ini bertugas di Unit 6502."

Beberapa orang mulai tampak lega. "Dia tentara, ada tentara di sini."

Akan tetapi, masih terlalu dini bagi mereka untuk merasa lega.

"Baru saja, saya mendapatkan pesan dari unit saya."

Orang-orang mulai berdesakan mendekati pria itu saat dia mengangkat smartphone-nya. Melihat itu (Y/n) memutskan untuk berjalan mendekat, membiarkan Hanna dan Gilyoung berdua. 

[Situasi bencana nasional tingkat 1 telah terjadi. Seluruh pasukan harap segera berkumpul.]

Suara orang-orang yang menelan liurnya terdengar di sekeliling (Y/n). Bencana tingkat nasional. Tidak heran lagi jika mereka menduganya begitu.

Lee Hyunsung adalah nama dari lentnan angkatan darat itu, salah satu companion dokja nantinya.  

"Pak tentara! Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Saya sudah mencoba menghubungi unit saya, tapi..."

"Bagaimana dengan Blue House! Apakah ada kabar dari pak presiden? Tolong segera hubungi istana pak!"

"Mohon maaf, pangkat saya masih termasuk bawahan, jadi saya tidak punya izin untuk menghubungi istana secara langsung."

"Hah, kalau gitu buat apa bapak sok mau ngendalikan kita?"

"Demi keselamatan kita bersama..."

"Hei, Pak Perdana Menteri lagi konferensi pers! Katanya memang benar kalau kita lagi menghadapi bencana tingkat satu!"

Semua orang lalu mulai membuka smartphone-nya. Yoo Sangah pun segera menunjukkan layarnya kepada Dokja. "...Dokja-ssi, ini." Tanpa perlu melihatpun (Y/n) tau apa yang akan terjadi, seperti di adegan film-film pada umumnya, bencana besar pasti akan dimulai dari pemerintah yang bilang bisa menanganinya.

[Kepada seluruh masyarakat Korea Selatan yang saya cintai, saat ini kami telah menerima laporan bahwa aktifitas terorisme sedang terjadi di beberapa area di negeri ini, salah satunya termasuk di Seoul.]

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang