Perjamuan Konstelasi (4)

1.5K 310 73
                                    

Yoo Jonghyuk adalah yang berikutnya dan dia menikmati popularitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan ada suara di lantai dua ketika dia keluar. Rasanya seperti Dokja mendengar nama 'Eden' jadi dia tidak tahu bagaimana rasanya.

[Yoo Jonghyuuuuk―!]

[Raja Agung terbaik!]

[Datang ke nebula kami!]

Ada sedikit waktu tersisa sampai Story Succession. Dokja duduk di lantai pertama dan memperhatikan sebentar. Dia harus waspada terhadap semua rasi bintang, terlepas dari apakah mereka kelas atas atau kelas naratif.

Dokja sendiri tidak mengetahui dimana keberadaan (Y/n) setelah wanita itu keluar tadi. Yang Dokja ketahui adalah bahwa (Y/n) kini pasti sedang dikerumuni banyak konstelasi. Terutama konstelasi pria. Memikirkannya saja mebuat kepala Dokja panas.

(Y/n) yang mengetahui Dokja dalam keadaan aman merasa legah. Disini dia tidak bisa membantu Dokja, mendekat saja susah. Karena kini dia dikelilingi oleh para konstelasi yang mencoba bertanya padanya seperti mereka adalah wartawan.

Padahal (Y/n) beranjak dari tempat duduknya hanya untuk mencari Dokja saja. Tapi malah kini dia terjebak dalam lautan konstelasi. Tentu saja yang dihadapan (Y/n) bukan lah 'tubuh' konstelasi secara langsung. Melainkan tubuh simbolis mereka.

[Mundur! jika memang kalian konstelasi terhormat, bukankah kalian seharusnya tidak mengerumuninya begini?]

Suara sejati itu membuat semua inkarnasi yang tadi mengerumuni (Y/n) menghilang sekejap. Dihadapannya kini (Y/n) melihat sosok seorang wanita dengan rambut panjang berwarna hitam dengan sorot mata tegas.

(Y/n) dapat merasakan aura MILF memancar dari tubuh sosok itu. wanita itu menatap (Y/n) dari atas kebawa sebelum memeluk (Y/n) dengan sangat erat.

[Akhirnya kita bertemu nak! ya ampun anakku cantik banget.]

Pujian-pujian (Y/n) terima dari mulut konsterlasi itu. "Ehm... maaf kamu siapa ya?" Tanya (Y/n) sesopan mungkin tidak ingin menyakiti perasaan konstelasi yang telah membantunya. 

[Konstelasi 'Second life that born' tersenyum padamu.]

Manik (E/c)nya langsung membola. Dia tidak menyangka konstelasi satu ini akan memiliki tubuh simbolis seindah ini. "Hawa..." gumam (Y/n) membuat konstelasi itu mengangguk-angguk. 

[Shhht, kecilkan suaramu. Adam juga datang kesini dan sekarang dia sedang mencarimu.]

[...Kalau mau ngomongin seseorang dibelakang dong. Aku dengar loh.]

Panjang umur. Baru juga mereka membicarakannya. Kini sosok badan simbolik pria bersurai hitam dengan wajah tampan berdiri dibelakang tubuh simbolis Hawa. 

Wata obsidianya berbinar ketika menatap sosok (Y/n). Tangan Adam langsung menarik (Y/n) dari pelukan istrinya, senyuman menghiasi wajah Adam saat dia melihat sosok (Y/n).

[Anakku! anakku! akhirnya kita bertemu!]

Seruan Adam menggelegar bagai petir. Pria itu memeluk-meluk (Y/n) sambil menggerak-gerakan tubuhnya. "H-hai...?" sapa (Y/n) dengan canggung. 

Tiba-tiba (Y/n) merasa tubuhnya diangkat keatas dan diayun-ayun kesana kemari seperti sebuah boneka. Wajahnya memerah karena malu diperhatikan oleh konstelasi sekitar mereka.

[Kyaaaa! anakku imut banget ya ampun!]

Tangan Adam di cengkram oleh Hawa dengan erat membuat pria itu menjatuhkan (Y/n). Tapi untungnya Hawa yang sigap langsung menangkap (Y/n) dengan satu tangannya. 

[Bisa ngak usah begitu? malu tau.]

Ucapan tegas Hawa seketika membuat kepala suaminya menunduk. Pandangan Hawa kembali menatap kearah (Y/n). 

𝐽𝑒𝑤𝑒𝑙𝑒𝑑 𝑒𝑦𝑒𝑠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang