Sesampainya mereka di klinik, Yedam melihat adiknya yang sedang khusyuk bermain dengan telefonnya. Dahinya bertampal plaster.
" Dik, kau okay ke? Kenapa kau jadi macam ni. " Kata Yedam lalu menyentuh plaster yang ada di dahi adiknya itu.
Yoshi hanya mendiamkan diri di belakang Yedam sambil memerhati mereka berdua.
" Aku okay la, oppa. Jangan risau. Sikit je ni. " Kata Sungyoung lalu tergelak sikit.
" Kau, sakit-sakit ni boleh gelak-gelak eh. Ish, paboya. " Kata Yedam lalu mengetuk kepala adiknya dengan perlahan.
" Ahh, sakitlahh..huhuhuhu.. " Rengek Sungyoung lalu memegang kepalanya. Yedam terus memeluk satu-satunya adiknya itu.
" Kau tahu aku risau gila-gila. Nasib kau okay. " Kata Yedam lalu melepaskan pelukannya.
" Haha..oh oppa, ni kawan oppa ke? " Tanya Sungyoung lalu Yedam memandang Yoshi yang ada di belakangnya.
" Haah, kenapa. Ni roommate aku. " Kata Yedam.
" Ouh, Yoshi yaa, thank you bawak aku kat sini. Oppa, Yoshi la bawak aku datang sini tadi. Kalau dia takde, aku tak tahulah apa yang jadi. " Kata Sungyoung lalu Yedam terus sahaja memeluk Yoshi. Sungyoung membuat mimik muka.
" Terima kasih banyak-banyak, Yoshi-kun. " Kata Yedam lalu Yoshi membalas pelukannya.
" Ah! Mata aku! Ahh!! " Sungyoung menutup matanya.
Yedam meleraikan pelukannya dan memandang ke arah Sungyoung yang sedang menutup matanya dengan bantal.
" Ah, kau. Jangan nak bereaksi macam tu. " Kata Yedam.
" Aku cringe tau... " Kata Sungyoung sebelum dia kembali bermain dengan telefonnya.
" Eh, Sungyoung mana? Jae, nampak Sungyoung tak? " Tanya Aerin lalu Jaehyuk menggeleng dan keluar dari bilik.
" Ya! kawan kau tu sekarang ada dekat klinik . Baik kau pergi cepat. " Kata Jihoon yang tiba-tiba menegurnya.
" Klinik? Kenapa? Semalam sihat je. " Kata Aerin.
" Kau ingat aku tahu semua benda ke? Cepat siap, aku teman kau. " Kata Jihoon lalu kembali melihat telefonnya. Aerin memandang Jihoon dengan pelik.
" Kau tengok apa lagi. Pergi cepat, aku tinggalkan kau nanti.. " Kata Jihoon.
" Ada juga yang kena serang kanggg.. " Jihoon menuju ke arah Aerin membuatkan dirinya gelabah sambil mengemas tempat tidurnya.
" Haishh, sabarlah. Nak teman tapi main serang-serang pula... " Kata Aerin sambil melipat selimutnya.
" Pergi cepat. Takde masa dah. " Kata Jihoon lalu menarik bahu Aerin daripada belakang dan menolaknya keluar dari bilik. Aerin memandangnya dengan marah lalu Jihoon mengejeknya sambil ketawa.
(Skip)
" Sungyoung, macam mana boleh kau masuk klinik ni?? Semalam elok je. " Kata Aerin yang duduk di kerusi bersebelahan dengan katil Sungyoung.
" Aku pun tak tahu weh, tahu-tahu ada orang dah bawa aku dekat sini. " Kata Sungyoung.
" Hm? Ok, lepastu siapa yang bawa kau ke sini?" Tanya Aerin.
" Yoshi. Kalau kau nak tahu kisahnya, maybe kau boleh tanya dia. " Kata Sungyoung lalu tersenyum.
" Ahh..Yoshinori. Okay. " Kata Aerin.
" Oouhh Stubborn head, datang juga kau eh. Selalu tak kisah kalau benda-benda macam ni. " Kata Sungyoung lalu tersenyum sinis kepada Jihoon.
" Huh, sekurang-kurangnya aku prihatin nak tengok kau. " Kata Jihoon.
YOU ARE READING
The Chosen One : Life (S1) | Treasure
Fanfiction|| Malay FF TREASURE Park Jihoon || " Lagipun aku dah buat salah terbesar kat kau. Patut ke aku buat macam tu. Betul la kau cakap. Aku memang tak guna. Tak guna di mata semua orang. Jena sendiri tak mengaku aku namchin dia. " ~ Jihoon " Yaa..jangan...