" Ada orang terkapai-kapai!!! " Jerit pelajar kelab renang tersebut yang perasan akan kejadian tersebut. Orang yang terkapai-kapai tadi sudah tenggelam sehingga ke dasar kolam renang.
Yoshi yang baru sahaja keluar dari bilik loker terus sahaja terjun ke dalam kolam dan sudah dapat melihat susuk tubuh seseorang yang sudah tenggelam tersebut. Dia terus sahaja menuju ke arah susuk tubuh tersebut dan setelah sampai, dia berhati-hati membawanya ke permukaan air dan membawanya keluar dari air.
Keadaan sekeliling menjadi panik. Pelajar-pelajar yang berada di situ membantu mengeluarkan susuk tubuh tersebut dari air, kemudian Yoshi memanjat tebing kolam renang tersebut dan menuju ke arah susuk tubuh tersebut.
" Call ambulance! " Jerit Yoshi.
" Young! Sungyoung ah! " Panggil Yoshi sambil menggoyangkan tubuh Sungyoung.
Sungyoung tidak memberikan sebarang reaksi dan menyebabkan reaksi pelajar sekeliling terkejut. Ada juga yang pengsan mendengar hal tersebut dan terpaksa dibawa ke klinik.
" Kenapa ni?! " Tanya Haruto yang cemas.
Dia terkejut memandang ke arah Sungyoung yang tidak bergerak tersebut. Yoshi memeriksa pernafasan Sungyoung tetapi tiada sebarang pernafasan berlaku. Jadi, dia mengambil keputusan untuk melakukan CPR. CPR dilakukan selama beberapa minit dan terdapat kepanikan dan kerisauan di dalam hati setiap pelajar yang melihat perkara tersebut kerana mereka takut sangkaan yang Sungyoung sudah mati adalah benar.
Setelah beberapa minit melakukan CPR, Sungyoung mula bernafas kembali dan dia terbatuk-batuk mengeluarkan air yang memenuhi ruang pernafasannya. Matanya meliar memandang sekitarnya dan memandang ke arah Yoshi yang basah dan juga pelajar-pelajar yang berada di sekelilingnya begitu juga Minji.
" Syukurrr! " Kata Yoshi.
Haruto datang membawa tuala besar dan membaluti tubuh Sungyoung.
" Macam mana boleh jadi macam ni? " Tanya Haruto kepada pelajar yang lain.
Yoshi hanya mampu mengucapkan kata-kata kelegaan setelah melihat Sungyoung yang sudah bernafas kembali itu. Tubuh Sungyoung bergetar akibat trauma dan juga kesejukan.
" Aku bawa dia ke bilik loker untuk salin baju. Kau, kawan Young kan? Ikut aku. " Kata Yoshi sambil memandang ke arah Minji.
Minji hanya mengangguk dan Yoshi membantu Sungyoung untuk berdiri dan membawanya ke bilik loker manakala Minji mengekori mereka dari belakang. Sungyoung memeluk Yoshi untuk cuba menghilangkan getaran di tubuhnya yang merimaskan dirinya.
" Kau teman dia salin baju. Kalau dia pengsan ke apa ke.. Panggil aku cepat-cepat. " Pesan Yoshi sambil menyerahkan bajunya yang bersih yang memang ada di dalam lokernya kepada Minji.
Minji mengangguk sambil mengambil baju yang dihulurkan Yoshi dan terus sahaja membawa Sungyoung ke tempat salinan wanita. Yoshi melepaskan keluhan yang berat di mana dia mengeluh kelegaan yang amat. Jantungnya berdetak laju saat melihat tubuh Sungyoung tidak bergerak tadi.
Minji menyerahkan baju yang diberi Yoshi kepada Sungyoung dan Sungyoung memandang ke arah baju tersebut.
" Salin baju kau... Kau tak boleh terus pakai baju basah macam tu. " Arah Minji. Sungyoung mengambil baju tersebut dan masuk ke dalam bilik salinan dan menyalin bajunya.
Setelah beberapa minit, Sungyoung keluar dari bilik salinan tersebut memakai baju Yoshi yang agak besar darinya. Minji menyerahkan sebuah plastik kepada Sungyoung dan Sungyoung mengambilnya untuk meletakkan bajunya yang basah ke dalam plastik tersebut.
" Lepas ni, aku takkan datang sini... " Kata Sungyoung.
Minji yang merasa agak bersalah, hanya mendiamkan diri sambil mengambil plastik di tangan Sungyoung.
" Jom. " Ajak Minji.
Mereka berdua keluar dari tempat salinan wanita.
" Ambulans dah sampai. " Beritahu Yoshi. Sungyoung mengangguk.
" Haruto cari kau. I will bring her to the ambulance. " Kata Yoshi.
Minji berlalu dari situ. Yoshi membawa Sungyoung ke ambulans.
" Thanks selamatkan aku... " Ucap Sungyoung, perlahan namun dapat didengari oleh Yoshi.
" Dah sampai. " Kata Yoshi.
Sungyoung diperiksa oleh doktor yang datang.
Sungyoung dan Yoshi menghantar kereta ambulans keluar dari kawasan sekolah mereka dengan hanya pandangan. Sungyoung yang masih lagi tidak dapat move on dengan apa yang terjadi kepadanya terus sahaja terduduk di atas tanah. Yoshi terngadah.
" Young, kau okay? " Tanya Yoshi.
Sungyoung menggelengkan kepalanya. Yoshi membawa Sungyoung ke tempat yang lebih selesa. Sungyoung yang termenung tiba-tiba sahaja bangun dan menarik tangan Yoshi menuju ke arah bangunan berhantu tersebut.
Yoshi menelan liur seketika memandang dalam bangunan tersebut. Sungyoung masuk ke dalam diikuti Yoshi. Kemudian, perasaan sedih, sebak, terkejut, dan juga traumanya dilepaskan semahu-mahunya. Yoshi agak terkedu, dia yang berdiri di hadapan pintu yang tertutup tersebut hanya memandang dan mendengar raungan Sungyoung.
Yoshi mendekati Sungyoung, dan Sungyoung terus sahaja memeluknya. Yoshi terkejut.
" That's why I said that I'm problematic one... And I'm the opposite of Yedam. Aku tak pernah rasa takut, setakut ni.. Mak bapak aku banyak kali kecewa dengan aku bila diorang kena pegi sekolah sebab aku... " Sungyoung masih tidak berhenti tangisannya. Tubuhnya bergetar dengan teruk.
Yoshi mengusap-usap kepala Sungyoung bagi tujuan menenangkannya.
" Kenapa? Kenapa aku tak boleh dekati dengan orang yang aku sayang? Kenapa? Kenapa semua orang nak mempersoalkan hubungan adik-beradik aku dengan abang aku? Aku tak pernah minta untuk lahir punnn... "
" Kenapa perlu jadi sampai macam ni dekat aku? "
" Kenapa aku? "
" Aku benci diri aku sendiri! "
" Aku...dah penat. Tolonglah... "
" Tolonglahhhh... "
" Aku dah penat... " Nada suaranya makin perlahan.
Kemudian, tangisannya berhenti apabila dengan tiba-tiba sahaja dia tertidur. Yoshi yang baru perasan meleraikan pelukan Sungyoung. Yoshi meletakkan jarinya di hidung Sungyoung untuk memastikan Sungyoung masih bernafas.
Kemudian, mengelap air mata Sungyoung yang berbekas di wajah Sungyoung. Dia mengangkat Sungyoung dengan bridal style carry dengan berhati-hati dan membawa Sungyoung pulang ke biliknya.
" Aerin.. " Panggil seseorang di luar bilik.
Jihoon dan Jaehyuk memandang ke arah Aerin sebelum memandang ke arah pintu. Aerin bangun dari meja belajarnya dan membuka pintu bilik.
" Yoshi..eh kenapa dengan Young? " Tanya Aerin dengan nada yang sangat terkejut.
Yoshi masuk ke dalam bilik dengan mengangkat Sungyoung tersebut membuatkan Jihoon dan Jaehyuk tertanya-tanya dan juga terkejut pada masa yang sama.
Yoshi membaringkan Sungyoung di atas katil dengan berhati-hati dan menyelimutkannya. Yoshi memandang ke arah Aerin dan Jaehyuk yang sudah datang ke katil Sungyoung.
" Apa yang jadi sebenarnya ni? " Tanya Jaehyuk.
Jihoon yang sudah mendapat khabar tersebut juga agak terkedu apabila dia menganggap pada mulanya, mereka hanya tipu-tipu sahaja di dalam group chat.
" Aku duduk sini eh? " Pinta Yoshi sambil menunjuk ke arah katil Aerin.
Aerin mengangguk. Aerin duduk di sebelah Sungyoung sambil mengusap-ngusap kepala Sungyoung. Kemudian, Yoshi menceritakan apa yang terjadi.
YOU ARE READING
The Chosen One : Life (S1) | Treasure
Fanfiction|| Malay FF TREASURE Park Jihoon || " Lagipun aku dah buat salah terbesar kat kau. Patut ke aku buat macam tu. Betul la kau cakap. Aku memang tak guna. Tak guna di mata semua orang. Jena sendiri tak mengaku aku namchin dia. " ~ Jihoon " Yaa..jangan...