Tak lama kemudian, Yedam menerjah masuk ke dalam bilik mereka.
" Mana Sungyoung? " Tanya Yedam.
Yedam menuju ke katil Sungyoung. Yedam memandang ke arah Sungyoung yang tidur.
" I'm gonna stay here. " Kata Yedam.
" How this thing can happen to you? " Yedam mengusap-ngusap pipi Sungyoung.
" I think, I know who push her into the pool. " Kata Yoshi yang masih berada di situ dengan nada yang perlahan.
Keesokan harinya...
Yedam terjaga dari tidurnya dan memandang sekitar. Dia mencapai telefon bimbitnya dan melihat jam yang menunjukkan pukul 6 pagi ketika itu. Dia bangun dan memandang ke arah Sungyoung di atas katil. Dia mengusap-ngusap kepala Sungyoung sebelum dia menarik tangannya.
" Panasnya... " Rungut Yedam.
Yedam menelefon ayahnya yang sudah lama tidak berjumpa.
" Ayah... Ni abang.. "
" Kenapa call? " Tanya ayahnya dengan nada yang 'annoying' dengan Yedam.
" Young demam... " Beritahu Yedam.
" Demam?! Macam mana boleh demam?! Haishhh.. Kerjanya menyusahkan orang saja.. " Dengus ayahnya.
" Abang tunggu ayah. Ayah bawa dia pergi hospital. " Dengan itu panggilan itu dimatikan.
Yedam menghembuskan nafasnya. Dia memandang ke arah Sungyoung yang sudah mula meracau.
Telefon Yedam berbunyi.
" Ayah dah sampai. " Beritahu ayahnya sebelum mematikan panggilan.
Yedam mengambil sehelai cardigan dan menyarungkannya ke tubuh Sungyoung sebelum mengangkatnya dan keluar dari bilik tersebut. Dia membawa Sungyoung sehingga ke kereta ayahnya.
Setelah sampai, Sungyoung didudukkan perlahan-lahan di tempat duduk belakang. Maknya yang duduk di hadapan memandang kerinduan ke arah anak lelakinya itu.
" Kamu ikut sekali lah. " Kata maknya.
Yedam memandang ke arah maknya. Yedam dengan teragak-agak masuk ke dalam kereta. Setelah dia menutup pintu, kereta terus sahaja berjalan meninggalkan kawasan sekolah.
Yedam mengeluh kelegaan apabila ayahnya memberitahu keadaan Sungyoung yang stabil. Tubuhnya perlu ditambah air dan perlukan rehat yang banyak.
" Ayah hantar kamu pulang asrama. apa-apa pun kamu tetap kena pegi sekolah. " Kata ayahnya.
Yedam mengangguk sebelum dia mengekori ayahnya.
"Ayah, abang minta maaf.. " Pinta Yedam ketika mereka sudah hampir tiba di kawasan sekolah.
" Abang tahu, abang salah. Tapi, abang lari dari masalah abang. Abang betul minta maaf. " Sambung Yedam lagi.
" Ayah dah lama maafkan kamu.. Kamu tu je, yang tak balik-balik. " Kata ayahnya sambil menyalakan signal untuk masuk ke kawasan sekolah. Yedam memandang ke arah ayahnya.
" Ayah, terima kasih... " Kata Yedam sambil tersenyum kecil apabila mendengar kata-kata ayahnya.
Beberapa hari setelah itu...
Sungyoung telah pulang dari hospital.
" Ahchooo.. " Sungyoung terbersin. Hidungnya memerah saat dia menghembus hingusnya di tisu.
" Eeekk. " Kata Sungyoung sendiri.
" Sungyoung ahhhh~ Aku rindukan kau! " Doyoung terus sahaja memeluk Sungyoung.
YOU ARE READING
The Chosen One : Life (S1) | Treasure
Fanfiction|| Malay FF TREASURE Park Jihoon || " Lagipun aku dah buat salah terbesar kat kau. Patut ke aku buat macam tu. Betul la kau cakap. Aku memang tak guna. Tak guna di mata semua orang. Jena sendiri tak mengaku aku namchin dia. " ~ Jihoon " Yaa..jangan...