03. SETUJU

76.9K 3.6K 60
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___


Di dalam kamar gadis ini terfokus pada layar handphone menscroll media sosial, dengan posisi tubuh terbaring di kasur.

Matanya melirik sang Mama sedang menyusun baju-bajunya ke dalam lemari, tiba-tiba Safa teringat sesuatu yang ia bicarakan kemarin dengan Mamanya.

"Mama beneran mau jodohin aku?" Tanya Safa.

"Katanya mau, Adek gimana sih? Bener atau enggak? Nanti Mama udah bilang ke Papa malah gak mau."

"Iya mau Maaa! Cuman masih gak percaya aja, minta dijodohin langsung dikabulin giliran minta iphone baru harus nunggu setahun dulu."

"Hp kamu sebelumnya masih bagus, kalau jodohkan emang belum punya."

Safa mengubah posisi semula rebahan di ranjang menjadi duduk, Mama Lia terlihat mengeluarkan beberapa baju Safa ke dalam lemari memasukkannya ke dalam keranjang.

Setiap bulan Mamanya memang hobi sekali mengutak-atik barang-barang Safa, membuangnya jika sudah tidak bagus dipakai atau tidak cocok lagi pada Safa dan menggantinya dengan yang baru.

Safa tidak mempermasalahkan itu karna sejak kecil Mamanya yang mengatur penampilannya dan ia selalu merasa nyaman dengan apa yang dipilihkan.

"Emang cowok itu kuliah dimana?" Tanya Safa mengambil salah satu boneka besar di ranjang dan memeluknya.

"Udah lulus, makanya mau Mama kasih ke kamu. Udah kerja Dek, mapan terus ganteng. Sebenernya itu buat Kakak kamu tapi si Alisya nolak mulu setiap Mama jodohin."

"Loh, jadi Adek nerima bekas Kakak dong?!"

"Bekas apanya orang belum diapa-apain."

"Tapikan Ma umur Kakak udah tua."

"Dewasa, tua tua!" Koreksi Lia membuat Safa mengubah posisi lagi menjadi rebahan lagi.

"Iya maksud aku gitu, berarti umur cowoknya juga jauh dari aku?"

"Memang, tapi kamu gak usah khawatir. Dia ganteng dek, tinggi, badan tegap, kaya lagi. Sayang banget kalau cowok begitu dapet di cewek lain mending jadi mantu Mama."

"Mama jangan bikin aku berekspetasi nanti ketemu malah zonkk!!"

Mama Lia beralih menghampiri anaknya duduk di tepi kasur. "Percaya sama Mama, kamu pasti suka. Gak mungkin Mama asal-asalan milihin kamu suami, nanti Mama bakalan ngomong dulu ke Papa setelah itu kita adain makan malam sama keluarga laki-laki, kamu bisa nilai sendiri."

Safa terdiam sedang membayangkan sosok selaki itu, ekspetasinya sudah kelewat tinggi semoga saja apa yang dibayangkannya sesuai dengan kenyataan.

Melihat anaknya sudah melamun Lia menarik boneka di pelukkan Safa membuat anaknya bangkit dari tidur.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang