___ *** ___
"Hoamm! Jam berapa ini," gumam Alisya menatap layar ponselnya menunjukkan pukul 03:31 dini hari. "Ah padahal gak ada niat mau begadang."
Alisya baru saja menyelesaikan desain bajunya, karna kesalahan pegawainya menghapus file desain yang sudah dibuat Alisya jauh-jauh hari terpaksa Alisya menambahkan detail ulang karna draf yang tersimpan padanya belum final.
"Mana laper lagi," ucapnya meregangkan tubuh, Alisya turun dari ranjang dan keluar dari kamar.
Keadaan rumah sunyi dan gelap, tapi sudah biasa baginya berkeliaran rumah pada jam seperti ini.
Tek!
Alisya mendengar suara dari pintu kamar adiknya, ia memilih mengabaikan dan berjalan menuju tangga karna jarak tangga dan pintu kamar Safa cukup dekat Alisya sayup-sayup mendengar suara.
Karna penasaran Alisya mendekat ke pintu kamar Safa dan menempelkan telinganya di pintu, ada suara Safa dan lelaki..
Alisya terkejut, suara siapa itu. Apa mungkin Zafran? Tapi tidak mungkin.
Alisya bisa mendengar percakapan adiknya, suara lelaki itu, suara itu milik Cakra.
Klek! Alisya membuka pintu kuat, ia menatap Safa dan Cakra sedang berpelukkan.
"Apa ini?" Alisya masuk ke dalam kamar, Safa segera menjauh dari Cakra.
"Kenapa dia ada disini?" Alisya menatap Safa, "Safa?! KAMU GILAA?!!" Teriak Alisya tidak dapat menahan diri.
"Kak, bukan git-"
"SEJAK KAPAN DIA ADA DISINI?! BANGSAT!" Maki Alisya, "JAWAB SAFA JANGAN DIEM!" Alisya sampai mendorong bahu Safa membuat tubuh Safa termundur ke belakang.
"Jaga tindakan kamu," ucap Cakra segera memasang badan menghadapi Alisya.
PLAKKK!!
Tamparan kuat mendarat di pipi Cakra, "LO APAIN ADEK GUE?! BELUM PUAS LIAT DIA LUKA HAH?!! MAU LO APAIN LAGI DIA BAJINGANNN!!!"
"Ada apa ini?!" Saveri dan Lia terbangun mendengar suara keributan.
Mama Lia terkejut kenapa ada Cakra di rumah ini terlebih berada di dalam kamar Safa.
Alisya terkekeh tak habis fikir, "keluar lo dari sini sekarang! GUE BILANG KELUAR!"
"kak, dengerin dulu ak-" ucap Safa.
"DIEM!" Alisya menunjuk Safa membuat nyali Safa semakin ciut.
***
Cakra berada di ruang tamu berhadapan dengan mertuanya dan Alisya, sementara Safa sedikit menjauh berada di belakang Mamanya. Kedua tangan Safa gemetar hebat, matanya berair, Safa benar-benar takut sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...