51. ANTARA CINTA DAN DUKA

34.9K 1.7K 314
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Asisten rumah membawakan minuman hangat ke teras rumah, "Non Safa?" panggilnya meletakkan gelas di atas meja. "Bibi temani ya Non."

Safa mengangguk, sudah satu jam ia duduk di teras menunggu kepulangan Cakra, "tumben Bi chat aku belum dibales sampe sekarang," ucap Safa khawatir sembari mengusap lengannya udara sehabis hujan terasa begitu dingin.

"Tuan pasti sedang bekerja, pasti pesan Non Safa bakal di balas."

"Tapi dari tadi sore sampai udah malem chat aku belum dibales, kemarin-kemarin sehari bisa puluhan kali Cakra nelpone aku."

"Sabar ya Non, Non Safa memangnya gak dingin? Baiknya nunggu di dalam saja," saran asisten rumah.

"Gak mau, mau nunggu di sini," tolak Safa.

Suara pintu gerbang utama terbuka, Safa berdiri dari duduknya ia bisa melihat mobil Cakra berhenti di pos satpam.

Air mata Safa sudah menggenang di pelupuk matanya, Bi Ayu kepala asisten rumah sejak tadi menemani Safa menyadari mood istri atasannya sedang buruk sekarang.

Biasanya Cakra langsung memasukkan mobilnya ke garasi namun mobilnya berhenti tepat di depan rumah melihat istrinya berdiri di teras menatap ke arahnya.

Cakra turun dari mobil, "kenapa diluar? Kamu bisa masuk angin," ucap Cakra melangkah mendekat dan berdiri tepat di hadapan Safa.

Safa tidak menjawab, Cakra melirik Bi Ayu sekilas lalu kembali menatap Safa air mata sudah menumpuk di mata istrinya kapan saja bisa turun.

"Sayang?" panggil Cakra.

Tangisan Safa langsung pecah, Safa memukuli Cakra mencoba menyentuhnya. Bi Ayu berpamitan pergi, tidak ikut campur dalam situasi ini.

"Maaf, maaf sayang," ucap Cakra menahan lengan Safa namun Safa malah menepis tangan suaminya dan mundur ke belakang.

"Sekalian aja gak usah pulang! Gak usah chat aku lagi! Aku benci sama kamu!" ungkap Safa bersama tangisnya.

"Aku bisa jelasin, kita masuk dulu ya? Kita bicara di dalam," bujuk Cakra namun Safa menolaknya.

"Aku nungguin chat kamu sampe mataku sakit liat hp terus! Giliran aku telat angkat telpone, kamu langsung marah-marah. Giliran chat dari aku, kamu gak mau bales! Kamu seenaknya sama aku! Aku kesel!!!!" ungkap Safa.

Cakra mengusap kepala Safa namun Safa semakin menjerit menghindari Cakra, "jangan pegang!!! AKU GAK MAU DIPEGANG KAMU!" teriakkan Safa sangat nyaring.

Safa berjongkok di lantai menangis tersedu-sedu, Cakra berulang kali ingin memegang istrinya namun selalu ditepis, ia membujuk Safa masuk ke dalam namun tak berhasil. Cakra sempat memaksa menggendong Safa namun Safa menjerit kuat bahkan mengigit lengan Cakra.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang