___ *** ___
"Tidak ada yang ketinggalan?" tanya Cakra meletakkan tas pada kursi sebelah kemudi.
"Enggak, ayo Papa kita berangkat," ucap Safa menatap anaknya duduk di kursi khusus bayi, mereka berdua duduk dibagian penumpang.
"Let's go!" ucap Cakra melirik sekilas ke belakang lalu melajukan mobil.
Sampai di rumah orang tua Safa, keduanya menuju kamar Safa. Cakra meletakkan tas keperluan Cila di atas ranjang.
"Aku berangkat ya sayang."
"Iya, hati-hati," ucap Safa turun dari ranjang untuk memeluk suaminya.
Kedua tangan Cakra menangkup pipi istrinya memberikan ciuman di bibir manis itu.
Sementara di ranjang Cila menatap langit-langit kamar, kaki dan tangannya tak henti bergerak. Kepala Cila menoleh ke samping melihat punggung Papanya, bayi ini langsung merengek tidak melihat Mamanya disekitar.
Ciuman terlepas, "hei? Sayang kenapa? Mama disini?" ucap Safa menengok ke arah anaknya karna tubuhnya tertutupi Cakra.
Cila berhenti merengek, senyuman muncul di wajah bayi ini. Cakra mendekat memberikan kecupan di pipi anaknya.
"Papa kerja dulu, Cila mau dibeliin apa hum?" tanya Cakra mengusap pipi Cila.
"Mau pizza!" jawab Safa merangkul leher suaminya sembari bersandar.
"Aku nanya Cila bukan kamu," balas Cakra.
"Curang kamu nanya ke Cila belum bisa ngomong!" protes Safa, "beliin pizza ya? Serius pengen banget bolehkan Papa sayang?" Safa tersenyum menatap suaminya.
Cakra mengangguk, ia beranjak dari duduknya. "Tapi jangan ngomel kalo pipi kamu ngembang, kamu sendiri mau makan pizza."
"Enggak kok, berat badan aku turun loh. Liat badanku agak langsingan?" tanya Safa berdiri di hadapan Cakra mengetatkan baju memperlihatkan bentuk tubuhnya.
"Pelan-pelan aja, badan kamu pasti balik lagi kayak semula yang penting kamu harus seneng dulu," ujar Cakra.
"Aku happy terus, eh? Ini jam berapa kamu gak takut telat?"
"Hampir lupa, aku berangkat sekarang," ucap Cakra terkekeh. "Bye sayang," sambungnya melambaikan tangan pada Cila lalu mengusap kepala istrinya sebelum keluar dari kamar.
Jantung Safa berdegup kencang, "huh! Papa sering banget bikin Mama deg-degan," ucap Safa duduk di ranjang mendekati anaknya.
"Cila sering deg-degan gak kalo dideket Papa?" Kedua siku Safa bertumpu di kasur agar bisa menatap anaknya lebih dekat.
"Katanya cinta pertama anak perempuan itu Papanya, no! Cila jangan gitu ya sayang, Papa punya Mama. Nanti Cila cari sendiri cinta pertamanya okey?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...