04. BAJU PENGANTIN

76K 3.4K 45
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Safa, kamu tau nikah itu apa? - Zafran.

Dengan langkah tergesa-gesa Safa berjalan menuju perusahaan Cakra, langkahnya terhenti melihat mobil terparkir di dekatnya Safa mendekat sejenak berkaca melihat penampilannya.

Jepit rambutnya ternyata miring, ia harus merapikannya agar terlihat perfect di hadapan pegawai-pegawai calon suaminya supaya mereka tahu bahwa Safa adalah calon Ibu CEO di perusahaan ini.

"Cantik banget anak Mama Lia!" Pujinya pada diri sendiri.

Suara heels yang berbunyi seiring langkahnya membuat Safa menarik perhatian, ia memasukki gedung tinggi sembari kepalanya celingak-celinguk bingung hendak kemana.

"Maaf Dek, ada yang bisa saya bantu?" Salah satu security menghampirinya.

"Saya mau ketemu Pak Cakra?" Jawab Safa.

"Oh, mari saya antar Dek."

Security itu mengantarkan Safa ke meja receptionist dan mengatakan kepada pegawai perempuan jika ada yang mencari bos tertingginya.

"Maaf sebelumnya atas nama siapa?" Tanya receptionist pada Safa.

"Salun? Eh Safaluna Kak," balas Safa kikuk menggenggam tali tasnya.

Sembari menunggu matanya menatap kesana-kemari, perusahaan milik Cakra begitu besar dan luas pasti gaji bekerja di sini sangat fantastic.

"Maaf Mbak, nama Safaluna tidak terdaftar untuk bertemu dengan bapak Cakra. Kalau boleh saya tau Mbak ada keperluan apa nanti saya sampaikan?"

"Keperluannya, mau ketemu?"

Receptionist itu menahan tawa.

"Kalau Mbak memang ingin bertemu saya sarankan untuk konfirmasi pada pak Cakra untuk menemui anda secara langsung. Saya tidak bisa memperbolehkan Mbak masuk karna namanya tidak terdaftar disini."

"Jadi gak bisa ya Mbak?" Tanya Safa sekali lagi.

"Tidak bisa, mohon maaf."

Safa berdecak meninggalkan meja receptionist, ia mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Nenek?"

"Katanya gak boleh masuk soalnya nama aku gak ada didaftar apa gitu lupaaa..."

"Begitu ya?"

"Jadi tunggu aja?"

"Uhm iya nanti Safa tunggu disini. Maaf Nek ngerepotin."

"Hehe, iyaa. Makasih Nenek cantik!"

Setelah menelpone Nenek Anna, Safa diminta menunggu dan akan ada yang mengantarnya ke ruangan calon suaminya nanti.

Safa merasakan sejak tadi receptionist itu menatapnya mungkin mendengarkan percakapannya di telpone tadi, Safa tersenyum kikuk mencari tempat untuk menunggu.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang