Safa terbangun dari tidurnya langsung mengubah posisi menjadi duduk menggaruk-garuk kepala sembari mengumpulkan nyawa."Ah masih jam 7 kepagian bangunnya, tapi laper," gumamnya, mau tak mau Safa turun dari ranjang dengan mata belum terbuka sepenuhnya.
"Mamaaaa??" Panggil Safa berteriak keluar dari kamar. "Ma lemes mau makan, Mama kok gak ingetin makan malem sih?" Racau gadis ini menuruni tangga.
Safa berhenti melangkah, ia sadar merasakan atmosfer rumah berbeda. Matanya melebar menatap sekitar, ini bukan rumahnya dan Mamanya tidak ada disini!
Hampir saja Safa lupa jika dirinya sudah menikah, ia memegang kepalanya melanjutkan menuruni tangga. Sampai di lantai bawah Safa melihat beberapa asisten rumah mmenatapnya sembari tersenyum.
Safa membalas senyuman itu membenarkan penampilannya sudah dipastikan sangat berantakkan.
"Goblok gue udah jadi istri orang pake lupa lagi!" Gumam Safa berjalan menuju dapur.
Cakra berada di ruang makan sedang membaca koran sambil meminum kopi, sarapan juga sudah tersedia di atas meja makan. Lelaki itu menyadari kehadiran Safa, ia mengalihkan pandangannya.
"Ayo sarapan," ajaknya.
"Om kenapa gak bangunin aku?" Safa duduk di sebelah Cakra lalu meminum air putih.
Gadis ini tidak merasakan canggung bersama Cakra, lelaki yang baru beberapa kali ditemui dan langsung menjadi suaminya begitu pula pada Cakra yang biasa saja dengan kehadiran Safa.
"Kamu pasti lelah, saya tidak tau kamu biasanya sarapan apa. Tapi saya sudah minta Bibi untuk membuatkan beberapa sarapan," jelas Cakra.
Ada sandwich, potongan buah, sup hangat dan roti panggang di atas meja. Safa sendiri bingung ingin memakan yang mana, pilihannya jatuh pada sandwich karna perutnya sudah lapar.
Safa mengunyah makanannya memperhatikan Cakra membaca koran dan ditemai kopi, "kelakuannya udah kayak bapak-bapak, bahkan Papa aja gak pernah lagi baca koran," gumam Safa.
Safa enghabiskan satu sandwich lalu menarik piring berisi potongan buah mendekat untuk di makan. "Om libur berapa hari?" Tanyanya.
"Seminggu, kamu ada kegiatan? Kita bisa jalan atau liburan sekaligus mengenal masing-masing," tawar Cakra menutup korannya ikut sarapan bersama Safa.
"Gak ada kegiatan apapun, tapi kalau Om mau ngajak liburan ke pantai kayaknya asik sekalian refreshing. Gimana Om?"
"Bisa, besok kita berangkat kalau kamu memang mau."
Safa menghentikan kunyahannya, semudah itu keinginannya dikabulkan! "Om serius?!"
"Ya, jika saya sudah bekerja tidak ada waktu bersama."
"Boleh deh! Ke pantai ya Om." Mood Safa langsung bahagia ia sampai menggoyangkan kepalanya menikmati sarapannya pagi ini.
Cakra ikut tersenyum memperhatikan Safa, sejak pertemuan pertama Safa sepertinya gadis yang mudah menunjukkan perasaannya, ceplas-ceplos serta mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Fiksi RemajaSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...