63. WAKTU BERDUA

30.1K 1.5K 57
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___


Jam terus berjalan seiring berjalannya waktu, sinar matahari menembus sela-sela kamar yang tidak tertutupi menandakan jika malam telah usai.

Pasangan ini masih terlelap dalam tidurnya sampai Cakra lebih dulu membuka mata. Lelaki ini merasakan matanya terasa berat Cakra membalikkan tubuhnya menggeser agar menempel pada punggung istrinya.

Merasa punggungnya terasa panas membuat tidur Safa terusik, ia meraba ke belakang seperti suaminya tidur terlalu menempel padanya. Namun tangannya merasa suhu tubuh Cakra meningkat.

Safa bangun dari tidurnya melihat Cakra masih memejamkan mata, Safa mengusap rambut Cakra menyentuh dahi dan wajah suaminya terasa hangat.

"Kamu gak enak badan?" tanya Safa. "Om? Badan kamu panas banget."

"Capek," gumam Cakra nyaris tak terdengar, ia meraih tangan Safa mengenggamnya erat.

"Kepalanya pusing?"

"Uhm."

"Jangan-jangan demamku nular ke kamu, bilang ke aku bagian mana yang sakit? Om Cakra?" panggil Safa.

"Gak apa-apa, aku butuh tidur bentar la-uhuk." Belum selesai berbicara Cakra terbatuk membuatnya menjauhi Safa.

Cakra bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi, saat keluar wajah Cakra terlihat lesu.

"Kamu beneran demam," ucap Safa menangkup kedua pipi suaminya. "Aku ambil kompres dulu ya."

"Gak usah, aku cuman capek nanti sembuh sendiri." Cakra menahan tangan Safa.

"Memangnya kamu super hero, gak usah pura-pura baik di depan aku. Cepet tiduran," ucap Safa mendorong tubuh suaminya agar tidur kembali di ranjang. Safa menuju kamar mandi mengambil air hangat dan handuk kecil.

Safa mencelupkan handuk ke dalam baskom kecil berisi air hangat lalu memeras dan meletakkan di dahi Cakra. Ia meraih tangan Cakra tubuh lelaki ini seperti mengeluarkan uap panas.

"Kita ke rumah sakit aja ya? Aku takut kamu kenapa-napa," bujuk Safa. "Maaf karna aku kamu ikut sakit."

"Kenapa minta maaf kamu gak salah," lirih Cakra. "Tolong ambilin handphone aku sayang."

Cakra meminta Safa menelpone dokter pribadinya, tidak perlu ke rumah sakit karna pasti akan menyusahkan Safa lebih baik dokter yang datang memeriksanya di rumah.

Sembari menunggu kedatangan dokter Safa memijat lengan Cakra, hidung Cakra mulai tersumbat sampai beberapa kali bersin dan terbatuk. Safa mengambil minyak telon miliknya mengusapkan ke punggung, dada, perut, leher Cakra agar terasa hangat. Tangannya terus bergerak menguap dan memijat pelan tubuh Cakra.

Saat dokter tiba Safa mempersilahkan dokter masuk ke dalam kamar sementara Safa menunggu di luar sembari meminta asisten rumah menyiapkan sarapan.

***

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang