45. HAL YANG INGIN DILUPAKAN

35.5K 2K 195
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




___ *** ___





"Om? Om Cakra?!"

Teriakkan Safa menyadarkan lamunan Cakra, namun langkah Cakra mundur ke belakang. Safa meletakkan wanita itu di jalanan berdiri menghampiri suaminya.

"S-saya-" ucap Cakra terpotong ia meraih tangan Safa dan menggelengkan kepala.

Apa mungkin Cakra tidak bisa melihat orang terluka, tapi Safa tidak mungkin meninggalkan wanita ini sendirian.

Safa berfikir sejenak, ia bisa saja mengendarai mobil tapi apa Cakra akan mengizinkannya. Bila memaksa Cakra mengendarai mobil dalam keadaan panik seperti ini bisa saja mencelakakan mereka.

Safa mengambil handphone menghubungi ambulance, Safa kembali menghampiri wanita ini sudah tak sadarkan diri.

Ada kendaraan bermotor lewat dan berhenti menanyakan apa yang terjadi, Safa menceritakan apa yang ia lihat dan meminta bantuan supaya mengangkat wanita ini masuk ke dalam mobilnya.

Di dalam mobil pada kursi kemudi Safa mengambil tissu mengelap bagian wajah wanita ini serta kaki dan tangannya sangat kotor.

Safa sampai meringis melihat beberapa bekas luka di tubuh wanita ini, "apa dia kena KDRT," ucap Safa.

Safa menatap sekitar, ia menyadari tidak ada Cakra disini. Namun sekarang fokus Safa pada wanita ini, ia menjaganya sampai ambulance tiba.

"Tadi saya liat dia berantem sama seseorang, pas mobil saya makin dekat cowok itu langsung pergi terus Kakak ini gak sadarkan diri," jelas Safa pada petugas membawa wanita ini ke dalam mobil ambulance.

"Mbak bisa ikut kami menemani perempuan ini? Bisa jadi ini bentuk kekerasakan, Mbak sebagai saksi atas apa yang telah menimpanya."

"Iya, bisa Pak."

"Kakak sendirian atau bersama orang lain melihat kejadian tersebut?"

"Saya sama sua-" ucapan Safa terpotong saat melihat sekitar, "sebentar Pak!"

Safa mencari keberadaan Cakra, Cakra terduduk di belakang mobil seperti orang linglung. "Om Cakra? Kamu gak apa-apa? Ada yang sakit? Gimana kalo kita ke rumah sakit ikut ambulans, muka kamu pucet banget sekarang."

Cakra menepis tangan Safa, "tidak perlu."

"Aku ikut ambulans nemenin Kakak itu, seengaknya kamu juga ikut. Aku gak bisa ninggalin kamu sendirian disini."

Cakra tetap menolak ajakkan Safa.

"Tidak apa-apa, saya perlu waktu sebentar, saya akan menemui kamu nanti," ujar Cakra menatap Safa.

"Aku tunggu kamu di rumah sakit," ucap Safa mempercayai Cakra, Safa melepaskan genggaman pada tangan Cakra dan ikut masuk ke dalam ambulans.

Tinggalah Cakra seorang diri, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi nafas Cakra jadi sesak tangannya gemetar hebat bagaimana Cakra menghadapi situasi sini.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang