42. NIGHT PARTY

47.3K 2.3K 172
                                    

*mohon diingatkan kalo ada typo yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*mohon diingatkan kalo ada typo yaa..

___ *** ___

Hadiah saat ujian kemarin dikirimkan oleh Zafran ke rumah, Safa meminta bantuan asisten rumah membawakan barang-barang ke dalam kamarnya.

Di kamar Safa sedang menghapus makeup dan berganti pakaian, ia mengambil bucket pemberian Cakra mengeluarkan uang dari dalam plastik. "Lumayan buat beli baju wisuda," ujar Safa mengumpulkan uang dan memasukkan ke dalam dompetnya.

Selanjutnya ada bunga pemberian Liam, untungnya bunga ini bukanlah bunga asli jadi Safa bisa memajangnya lagi dan tercium aroma parfume Liam.

"Oh iya Liam kan ngasih gue sesuatu." Safa mengambil kotak berada di tengah-tengah bunga, saat dibuka di dalamnya terdapat kalung berkilauan. "Cantik banget," ungkap Safa langsung memakai kalung pemberian Liam.

Safa kembali membuka semua hadiah dari alat make up, tas, pernak-pernik lucu, dan aksesoris lainnya, terakhir yang paling ditunggu pemberian dari Adit yaitu album berisi foto-foto Cakra.

Safa menaiki ranjang membuka halaman pertama pada album foto ini, foto Cakra saat masih sekolah menengah mengenakan seragam tersenyum ke arah kamera selanjutnya ada foto Cakra memakai baju basket di lapangan sekolah.

Pada halaman berikutnya Safa dikejutkan ada foto-foto Cakra saat masih balita, "lucu banget ini beneran om Cakra?!!" Rata-rata di foto ini Cakra tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya.

Ada banyak foto-foto Cakra saat masih muda, Safa terkesima betapa tampannya Cakra sejak lahir sampai sekarang, tibalah pada 2 halaman terakhir yaitu foto Cakra setelah lulus dari kuliah. Semua foto ini diambil secara diam-diam, ekspresi Cakra selalu sama menatap ke arah lain tanpa senyuman.

Safa menutup album itu dan memeluk, "ini yang paling berharga, harus disimpen supaya anak aku nanti tau gimana gantengnya Papa mereka."

Safa menyimpan album di lemari bersama album pernikahannya.

Tiba-tiba handphone Safa berdering ada telpone masuk dari Abian.

"Kenapa Abi?" Safa mengangkat telponenya.

"Bian anjir!"

"Ye kenapa Bian anjir?"

"Tai emang lo, serius Lun. Besok malem di rumah gue ada party."

"Jadi lo ngundang gue?"

"Serah lo mau dateng atau kagak."

"Males."

"Jam 8 malam, lo dateng harus dapet persetujuan suami lo ye, suami lo kalo mau dateng juga gak apa-apa. Gitu doang bye!" Abian langsung menutup telponenya.

"Emang gak ada akhlaknya nih anak," gerutu Safa meletakkan ponselnya di atas meja.

Safa merebahkan tubuhnya di ranjang, sekarang masih pukul 3 sore apa yang akan ia lakukan sekarang, "Om Cakra pasti pulang malem, sebelum nikah aku biasanya ngapain jam segini?" gumam Safa.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang