Pada pukul 1 malam Safa belum bisa tertidur, perasaannya kembali gelisah Safa sering kali merasakan hal ini pada malam hari. Ia mengubah posisi tidurnya menghadap ke arah suaminya, Cakra sudah terlelap begitu nyenyak.
Safa mengambil handphone di atas nakas dan membuka sosial media, ia mengecilkan volume sampai tidak terdengar suara. Rasa bosan Safa perlahan menghilang, salah satu video menggemaskan muncul di sosmed menampilkan video ikan berwarna-warni.
Tiba-tiba Safa menginginkan ikan itu untuk dipelihara, ujung matanya melirik Cakra haruskah ia meminta suaminya membelikan ikan untuknya, Safa membuka internet mencari apakah ada pasar yang buka pada malam hari dan yap! Safa menemukannya!
“Sayang…” panggil Safa membangunkan Cakra selembut mungkin, “Om Cakra."
Tidur Cakra terusik membuatnya terbangun dari tidur, “belum tidur? susah tidur lagi ya?” ucap Cakra dengan suara seraknya, “sini aku peluk sayang.”
“Uhm, aku belum ngantuk. Om pengen sesuatu boleh gak?”
“Apa?”
“Jawab dulu boleh atau enggak?” tanya Safa.
“Permintaan kamu apa dulu baru aku bisa mutusin boleh atau tidak.”
“Gak usahlah, gak jadi pasti gak boleh,” ucap Safa menghela nafas menampakkan raut wajah sedih.
Cakra duduk di samping Safa, ia memeluk istrinya menyadarkan kepalanya di bahu Safa, “baby mochi mau apa? Papa kabulin permintaannya.”
“Serius?”
“Uhm, serius.”
Safa menunjukkan video ikan cupang di handphone pada Cakra. “Mau ikan ini pasti lucu kalo ditaruh di akuarium kecil terus diletakkin di atas meja ini, kalo Om Cakra pergi aku gak bakal sendirian karna ada ikan ini. Boleh ya?” pinta Safa.
“Ternyata mau ikan, gampang nanti aku beliin. Kamu mau berapa ikannya?”
“Satu aja! Tapi belinya sekarang, bisa gak? Aku liat di internet ikan ini ada di pasar terus pasar kan ada yang buka 24 jam. Beli sekarang Om,” rengek Safa.
Cakra terdiam sejenak ia tidak bisa membiarkan wajah sedih ini tampak terlalu lama, “tapi kamu gak boleh ikut, aku sendirian pergi beli ikan cupang. Okey?”
“Okey! Kalo udah ketemu ikannya video call aku ya mau liat ikannya sama atau enggak.”
“Siap sayang,” ucap Cakra mengecup kepala istrinya dan beranjak turun dari ranjang, “kamu duduk aja aku bisa siap-siap sendiri,” larang Cakra, perut Safa kian membesar mempersulit pergerakkanya.
Cakra menggenakan celana training panjang dan hoodie, ia mengambil dompet dan kunci motornya. “Aku bawa motor biar cepet, ada yang mau dititip lagi?”
“Enggak, sini dulu,” ucap Safa membuat Cakra mendekati, Safa menangkup kedua pipi Cakra menatap wajah suaminya terlihat masih mengantuk.
Safa memberikan ciuman, mereka berciuman beberapa saat hingga ciuman terlepas, “hati-hati yaaa!” ucap Safa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...