39. HOME

46.8K 2.4K 215
                                    

Suara dengungan memekakkan telinga, Cakra menutup matanya berharap suara menyebalkan diri menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara dengungan memekakkan telinga, Cakra menutup matanya berharap suara menyebalkan diri menghilang. Saat keadaan menjadi sunyi ketika Cakra membuka mata hanya kegelapan yang ia lihat tidak ada setitik pun cahaya.

"Cakra?"

Suara itu Cakra mengenalnya.

"Cakra, Mama di sini."

"Mama?" Ucap Cakra menatap sekitar, "Mama? Mama dimana?" Cakra berjalan dalam kegelapan mencari keberadaan orang tuanya.

Cakra mempercepat langkahnya sampai berlari, anehnya meski tak melihat apapun Cakra tidak menabrak bahkan terjatuh.

"MA?! MA JAWAB CAKRA!" teriak Cakra.

"MAMA!" teriak Cakra sampai urat di lehernya muncul namun sayang tidak ada jawaban.

Tubuh Cakra kehilangan keseimbangan diiringi kepalanya berdenyut sakit seperti dihamtam sesuatu, ia meremas rambutnya kuat, "ini cuman mimpi, ini mimpi," gumam Cakra menyadarkan dirinya.

Sebuah tangan menyentuh tubuhnya, tangan dipenuhi luka dan darah. Tubuh Cakra bergetar, perlahan ia membuka matanya memberanikan diri.

Deg! Nyawa Cakra seakan ditarik saat itu juga. Safa terkapar di hadapannya dengan tubuh berlumuran darah, tubuh Safa sangat kaku dan matanya terbuka menatap Cakra.

"SAFA?!" teriak Cakra, nafasnya naik turun bersama keringat membanjiri tubuhnya.

"Om Cakra kenapa?"

Cakra melirik Safa tepat di sampingnya, gadis ini menatapnya bingung bercampur khawatir. Cakra menangkup kedua pipi Safa menyatukan dahi mereka, "syukurlah," gumam Cakra.

"Jangan tinggalkan saya Safa, saya mohon."

"Aku disini, aku gak ninggalin kamu," jawab Safa bingung.

"Berjanjilah Safa."

"Aku disini Om."

"Berjanjilah kamu tidak akan meninggalkan saya!" Cakra meninggikan suaranya menatap tajam Safa.

"Aku janji," ucap Safa diiringi matanya berair bentakkan Cakra sangat menakutkan.

Cakra menjauhi Safa, "maaf, maafkan saya," ucap Cakra menyadari perbuatannnya.

Safa memberanikan diri mendekat dan memeluk suaminya, "gak apa-apa, tadi mimpi buruk?"

Cakra mengangguk, "padahal perasaan saya sedang baik-baik saja tapi kenapa bermimpi buruk, di dalam mimpi saya kamu terluka, apa mungkin saya penyebabnya."

"Sstt, itu cumam mimpi buktinya aku baik-baik aja sekarang."

Cakra menenggelamkan Safa ke dalam pelukannya, menghirup aroma tubuh istrinya supaya lebih tenang dan Safa meraih tangan Cakra masih gemetar memegangnya kuat.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang