___ *** ___
Suara dering ponsel menggema di dalam kamar, Cakra turun dari ranjang mengambil ponsel berada di dalam tas Safa."Safa?" Panggilnya mendekati istrinya terbaring di ranjang dengan posisi tengkurap dan selimut menutupi seluruh tubuhnya, "ada telpone dari Papa," sambung Cakra.
"Eugh, mana?" Safa mengambil ponselnya dari Cakra, "tumben Papa nelpone, ekhm ekhm."
"Iya Papa?" Suara Safa awalnya terdengar malas berubah menjadi ceria.
"Adek dimana sekarang?"
"Aku? Aku lagi sama temen, main ke mall Pa lagi belanja hehe." Bohong Safa.
"Kenapa sepi sekali? Safa memang ada di mall? Tidak bohongkan?"
"Enggak Pa, lagi di toilet benerannn."
Cakra mendekati Safa memeluknya erat sambil mengusal-usalkan kepalanya di bahu istrinya mendengarkan percakapan telpone.
"Papa minta Safa pulang sekarang sudah mau malam, kita makan malam sama-sama."
"Iya Pa, Safa pulang sekarang. Safa tutup dulu ya Pa?"
"Iya sayang, hati-hati di jalan."
Safa menghela nafas ketika telpone terputus, ia meletakkan handphonenya lalu membiarkan Cakra memeluk tubuhnya erat.
"Aku harus pulang sekarang," gumam Safa tampak bersedih jemarinya memainkan jakun milik Cakra yang naik turun.
"Uhm, saya antar kamu."
"Nanti stop di minimarket dekat gerbang perumahan aku, jangan terlalu deket nanti ada yang liat."
"Iya sayang," ucap Cakra malah semakin mengeratkan pelukkan seraya memejamkan matanya.
Safa terkekeh menggelitiki leher Cakra membuat lelaki ini ikut tertawa pelan, Cakra melonggarkan pelukkan, "sebaiknya siap-siap sekarang."
"Tapi aku magerrrr," rengek Safa, "kita gak bisa bebas, aku malah kayak simpanan Om Om."
"Ya sudah biar saya bantu memakaikan baju kamu." Cakra menarik selimut membungkus istrinya namun Safa menahannya.
"Gamauk! Badan aku menggoda nanti Om nafsuan lagi."
"Mau saya gendong?" Cakra bersiap menggendong Safa namun Safa malah menjerit.
"Gak usah, aku bisa sendiri sakit tau pegang-pegang kaki aku!"
"Maaf, masih sakit digerakkin ya? Padahal saya sudah pelan sekali."
"Belum biasa, mana baju aku tolong ambilin Om."
"Kamu benar." Cakra mengecup dahi Safa, "saya ambilkan baju di lemari."
"Jangan! Pake baju tadi aja nanti malah menimbulkan kecurigaan baju aku beda apalagi Mama hafal semua barang-barang aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...