02. CAKRAWALA ATHARRAYHAN

89.6K 3.8K 79
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Pilihan yang harus dipilih saat ini pada akhirnya menuju jalan yang sama, yang berbeda hanya jarak dan rintangan harus dihadapi. - Cakrawala.



CAKRAWALA ATHARRAYHAN.








Wanita paruh baya sibuk menatap layar ponselnya mencari nama dari daftar nomor di sana, begitu menemukan nama yang dicari segera wanita paruh baya ini menekan tombol panggilan. Dalam beberapa detik panggilan telpone langsung diangkat.

"Cakra kapan pulang nak?"

"Tidak tau, tapi sebaiknya Nenek tidak perlu menunggu saya pulang. Sebentar lagi ada meeting saya tutup telponenya Nek."

Helaan nafas kembali terdengar pada wanita paruh baya ini.

"Bagaimana?"

"Gimana lagi cara supaya Cakra pulang, sibuk terus sama kerjaannya. Apa tidak sekalian saja bikin rumah di perusahaan?"

"Kamu seperti tidak tahu Cakra saja, dia itu kalau sudah berurusan dengan pekerjaan pasti selalu diprioritaskan. Biarkan saja selagi masih muda."

"Masih mudah apanya? Cakra sudah kepala 3 tapi belum juga menikah sampai sekarang. Kamu sebagai Kakeknya bukannya tegas pada cucu sendiri!"

"Itu urusan Cakra mau menikah atau tidak, kita tidak punya hak untuk mengaturnya."

"Lama-lama makin rendah darahku mikirin cucu satu ini."

"Emang cucu kamu siapa lagi selain Cakra?" Pria paruh baya ini tertawa mendengar ucapan istrinya.

"Ya cuman Cakra, nanti gimana kalau kita sudah tidak ada yang ngurus Cakra siapa? Anak itu memang sangat disiplin dalam pekerjaan tapi tidak dengan tubuhnya, sering telat makan, jarang tidur kalau tidak Nenek ingatkan sudah pasti sekarang jadi tengkorak hidup."

"Terus kamu mau bagaimana?"

"Mau cari jodoh buat Cakra!"

"Memangnya anaknya bakalan nurut?"

"Iyalah, kan ini Nenek kesayangannya nanti pake jurus sakit kalau Cakranya nolak."

"Ada-ada saja kamu ini, sudah tua juga masih saja bertingkah seperti itu."

"Kamu yang lebih tua!"

***

Cakrawala keluar dari ruang meeting dengan wajah datar, dapat dilihat dari luar dinding perusahaan ini hari sudah semakin malam namun wajahnya sama sekali tidak menunjukkan seperti lelah sedikitpun. Bak robot yang sudah diprogram untuk bekerja memimpin perusahaan setiap harinya.

"Tuan? Jadwal anda sudah selesai. Ibu berpesan untuk langsung pulang ke rumah."

"Tidak, saya masih ada urusan. Kamu bisa pulang lebih dulu."

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang