___ *** ___
Suara bel rumah terdengar, asisten rumah menuju pintu utama dan membuka pintu.
"Ada kiriman buat Non Safa," ucap Pak satpam memberikan bingkisan.
"Terima kasih Pak," balas Asisten rumah mengambil bingkisan lalu menutup pintu membawa totebag kain di tangannya menuju dapur.
Beberapa kotak makan dikeluarkan dari dalam berisi banyak lauk yang dikirimkan nenek Anna untuk cucu menantunya. Bi Ayu membantu menata lauk di atas meja makan.
"Kiriman nenek udah sampe?" Safa masuk ke area ruang makan mencium aroma makanan semerbak ditambah asap mengebul dari lauk.
"Makan sekarang aja Non, masih panas lauknya pasti enak banget," ucap Bi Ayu.
"Boleh tapi makan sambil nonton TV."
"Siap, nanti Bibi anterin ya Non," ucap Bi Ayu saat Safa hendak mengambil piringnya.
"Uhm kalo gitu aku ke ruang TV ya Bi."
"Eh? Bukan di kamar Non?"
"Bosen di kamar mulu."
"Siap Non Safa."
Di ruang keluarga Safa menghidupkan televisi lalu merebahkan tubuhnya di sofa, Safa mengambil remote mencari acara televisi yang ia suka.
Bi Ayu datang membawakan makan siang dan meletakkan di atas meja, Safa mengubah posisi duduk mengambil piring meletakkan di atas sofa memudahkannya untuk makan.
"Bibi temenin ya Non," ucap Bi Ayu.
"Boleh, Bibi gak makan? Makan dong biar sama kayak aku."
"Nanti Bibi masih kenyang, Non Safa makan yang banyak."
Bi Ayu tersenyum menatap Safa sangat lahap menyuap makanannya, mata Safa sesekali menatap televisi.
"Huh?" gumam Safa menatap sekitar.
"Kenapa Non?"
"Gapapa Bi," ucap Safa melanjutkan makannya.
Setelah menghabiskan makan siang Safa masih berada di sofa menikmati acara televisi, ia bernyanyi sembari menggerakkan kakinya yang naik di atas sofa. Telinganya kembali mendengar suara, Safa mematikan televisi memastikan suara itu namun ia tidak terdengar suara apapun. Sungguh aneh.
***
Pintu ruangan kerja Cakra terbuka, Safa masuk ke dalam dan mendekati suaminya.
"Ada masalah?" tanya Safa mendekat, tangannya mengusap bahu Cakra lalu merendahkan kepalanya ikut melihat banyak sekali kertas di atas meja.
"Gak ada yang serius, kenapa belum tidur?" Cakra balik bertanya, satu tangannya tergerak mengusap pinggang istrinya. "Sini duduk."
"Gamau, nanti aku ganggu. Mau dibikinin kopi gak?" tawar Safa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...