___ *** ___
Seorang asisten rumah menghampiri Cakra tengah menyantap sarapannya,
"Tuan sarapan untuk Nyonya disiapkan sekarang?""Iya," balas Cakra memakan sarapannya, Cakra sudah berpakaian rapi bersiap untuk berangkat bekerja beberapa kali ia melirik pintu berharap Safa sudah bangun agar bisa sarapan bersamanya.
Sepertinya gadis itu bangun telat, Cakra beranjak dari duduk mencuci tangannya lalu mengambil tas kerja dan kuci mobil lebih baik ia berangkat sekarang.
"Om!!!!" Teriakkan Safa dari atas terdengar nyaring, Cakra melihat Safa berlari menuruni tangga dengan penampilan khas seorang Safa jika bangun.
"Udah mau berangkat? Sarapan udah belum? Aku lupa hidupin alaram!" Adunya di hadapan Cakra seperti anak kecil.
"Sudah semua, saya mau berangkat sekarang," balas Cakra mengusak rambut sekaligus membenarkan rambut Safa yang berantakkan.
"Hati-hati ya Om."
"Iya Safa."
Safa mengantar Cakra sampai ke depan rumah memastikan Cakra sudah pergi bekerja, Safa masuk ke dalam menuju ruang makan.
Di atas meja sudah tersedia berbagai sarapan yang jelas Safa tidak akan menghabiskannya.
"Bi ini gak kebanyakkan masaknya?"
"Sesuai yang Tuan inginkan Nyonya."
"Aku makan ini aja, sisanya terserah mau Bibi apain. Makasih Bi sarapannya, hehe." Safa mengambil piring berisi sandwich dan secangkir jus untuk dibawa ke kamar.
Hari ini Safa benar-benar melakukan hal sesuai ucapannya, niatnya terkumpul dengan baik. Setelah menyelesaikan sarapannya Safa segera mandi lalu ia membuka matchbook melanjutkan revisi skripsi agar fikirannya sedikit lebih plong.
Sebenarnya revisi ini tidak banyak tapi penyakit malas Safa sering menghampirinya membuat terus-terusan menunda.
Agar tidak pusing, Safa mendengarkan musik sambil diselingi memainkan handphone membuka sosial media.
Sesekali Safa keluar dari kamar mengambil cemilan yang kira-kira bisa di makan karna di dapur tidak ada makanan instan atau snack jadi Safa memakan buah dan membuat cilor sendiri.
Asisten dapur awalnya ingin membantu namun Safa melarangnya, ia mengerjakan sendiri dari menguleni, memasak sampai mencuci piring sembari menghabiskan waktu.
Saat dicoba cilor buatannya tidaklah buruk, "Bi biasanya Om Cakra kalau malam makan apa?" Tanya Safa pada asisten rumah yang memperhatikan Safa memasak.
"Tuan Cakra hanya sarapan di rumah Nyonya, untuk makan siang dan malam Tuan selalu makan di kantornya."
"Begitu ya, pasti bahan makanan banyak gak dipake."
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...