___ *** ___
Di dalam kamar Safa sedang bersantai sendirian seraya berfikir hadiah dan kejutan apa akan diberikan saat ulang tahun Cakra nanti. "Kira-kira kasih apa ya buat Om Cakra," gumamnya."Uhm, cowok umur segitu masih suka lagu sama cake gak sih? Rasanya Abang masih suka kok. Apa minta pendapat Kakak aja ya? Atau Abang? Jangan ah nanti Abang cepu!"
"Om Cakra kan susah tidur, aku punya ide!" Safa mengambil handphone di atas nakas mencari kado ulang tahun Cakra di online shop.
Di lain tempat Cakra berada di ruang kerjanya sedang memeriksa beberapa file dikirim melalui e-mail oleh sekretarisnya.
"Selesai," ucap Cakra meregangkan tubuh lalu melirik jam menunjukkan pukul 10 malam, mata Cakra masih terang belum ada tanda-tanda lelah atau mengantuk.
"Safa sudah tidur atau belum ya," sambung Cakra bersiap pulang ke rumah.
Sebelum keluar ruangan Cakra memastikan perangkat komputer mati dan ruang kerjanya tertata rapi terakhir lampu ruangan dimatikan Cakra pun keluar.
***
Tiba di rumah Cakra langsung menuju kamar, saat pintu kamar dibuka udara kamar dingin bercampur parfum milik Safa tercium. Cakra ke kamar mandi sejenak untuk mencuci tangan serta menggosok gigi. Bulu halus di sekitar bibir dan rahangnya mulai tumbuh, Cakra akan bercukur besok pagi.
Cakra menaiki ranjang perlahan.
Srettt!
"Anjing! Om! Bikin kaget aaaahhh!!" Teriak Safa menyingkap selimut menutupi seluruh tubuhnya.
"Kamu lebih bikin saya kaget Safa," ucap Cakra merasakan jantungnya berdegup kencang. "Saya fikir kamu sudah tidur."
"Belum Om masih main hp." Safa meletakkan handphone ke nakas membenarkan posisi tidur menghadap pada Cakra.
"Mau tidur sekarang?"
"Istirahat, syukur kalau bisa tertidur."
"Aku ngantuk banget," ucap Safa sembari menguap.
"Tidur Safa."
"Ish gak peka, harusnya Om peluk aku gitu."
"Baiklah." Cakra menarik tubuh Safa berada dipelukannnya. "Selamat tidur."
Tidak butuh waktu lama bagi Safa terlelap, Cakra bisa merasakan hebusan nafas teratur dan tubuh Safa mulai rileks. Sejujurnya Cakra sangat iri istrinya bisa tidur dalam hitungan menit.
Tangan Cakra tergerak membelai surai hitam milik Safa begitu halus, usapannya beralih menuju bahu, lengan kemudian turun di pinggang Safa.
Cakra menahan nafas sembari mengusapkan jemarinya pada tubuh Safa usapan ini persis seperti yang dilakukan Cakra dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...