09. SUNSET AND VINE

66.4K 2.9K 62
                                    

___ *** __

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** __


FYI: di part ini terdapat 18+ jadi disarankan kebijakan pembaca dalam memilih bacaan. Artinya yang masih dibawa umur diskip yaa :D

***

Cakra memasukki kamar membawa obat yang baru saja ia beli di apotik dan segelas air. "Safa?" panggilnya.

"Hum?" Safa merespone meletakkan handphonenya menatap Cakra.

"Minum dulu biar sembuh," ucap Cakra membuka obat dan memberikannya di tangan Safa.

"Flu doang Om besok juga sembuh, gak perlu minum obat."

"Minum, sekarang."

Dengan terpaksa Safa menatap obat di tangannya ada rasa sangat malas menelan pil pahit ini. Sejak makan malam bersama tadi Safa tak hentinya bersin sampai hidungnya memerah dan sekarang suaranya sengau seperti orang flu.

"Abis ini pasti ngantuk, padahal mau nongkrong sama teman-teman," gumam Safa selesai meminum obatnya.  "Om mau keluar? Aku denger tadi Abang ngajakin ke club?" Sambung Safa.

"Saya tolak, kamu sedang sakit tidak mungkin saya tinggalkan."

"Terus Om mau ngapain sekarang? Enggak bosen disini aja?"

"Tidak."

"Aku suntuk banget disini, pasti diluar rame. Om tau kan Bali terkenal dengan jedag-jedugnya, pengen mabuk!!" Pekik Safa.

"Aku cuman flu biasa enggak sakit, enggak panas, enggak capek Om," lanjut Safa berusaha membujuk Cakra.

"Awalnya flu tapi bisa nyebar jadi yang kamu sebutkan jika tidak ditangani segera."

"Tapi Om-"

"Safa? Dengar ucapan saya." Suara Cakra berubah menjadi tegas.

"Iya iya, Om kalau ngomong  jangan pake saya saya berasa ngomong sama dosen."

Tidak menjawab lagi Cakra mengabaikan Safa, Cakra memilih bangkit dari duduknya membuka laci mengambil korek berjalan keluar villa.

Safa berdecak sepeninggal Cakra, ia mengambil handphone mengabari teman-temannya jika dirinya absen dulu malam ini. Safa menjatuhkan tubuhnya di ranjang.

Cakra menikmati rokoknya sembari membuka iPad memeriksa berkas yang dikirimkan Adit - sekretarisnya. Sepertinya setelah liburan nanti kerjaannya akan menumpuk, sebaiknya Cakra menikmati hari libur sebelum kembali beraktivitas seperti biasa.

Ponsel Cakra berdering, telpone masuk dari Neneknya. Setiap malam nenek Anna pasti menelpone Cakra memastikan kabar cucunya, hari ini Cakra bercerita mengenai liburannya bersama Safa.

Cakra lebih banyak menceritakan apa saja yang dilakukan gadis itu, membayangkan wajah Safa saat di pantai membuat Cakra tanpa sadar tersenyum. Meskipun tidak bersamanya tapi Safa tidak pernah lepas dari pandangan.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang