71. ATHARRAYHAN FAMILY (ENDING)

61.4K 2.1K 164
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

"Sayang lusa aku ada kerjaan ke luar kota sekitar 3 hari," ucap Cakra sembari mengeringkan rambutnya.

"Sama mas Adit?" tanya Safa duduk di ranjang menatap suaminya.

"Ada karyawan lain ikut pergi."

"Si Iwan itu?" tanya Safa.

"Ikut." Cakra tertawa duduk di dekat istrinya, "kenapa? Masih cemburuan huh?" Ia mencolek dagu Safa.

"Enggak dia nyebelin aku gak suka," jawab Safa. "Uhm, aku sebenernya mau ngomong sesuatu," sambungnya menatap suaminya.

"Apa sayang?"

"Aku boleh ikut kamu gak? Anak-anak udah besar, mereka sering nginep di rumah Mama artinya bisa ditinggal. Di rumah ada pengasuh, Bi Ayu, asisten rumah lainnya. Boleh ya sayang?" ucap Safa mengguncang lengan suaminya.

"Memangnya anak-anak mau pisah dari kamu? Kalau aku pergi mereka pasti baik-baik aja karna ada kamu di deket mereka."

"Kalo Shaka sama Cila setuju gimana? Dari hamil Cila kamu udah janji bakalan ajak aku pergi kalo kamu kerja diluar," bujuk Safa.

Benar, itu janji Cakra yang belum ia tepati sampai sekarang. "Kita bicarain dulu sama anak-anak, tapi tanpa paksaan. Kalo mereka gamau kamu pergi kamu harus tetap tinggal di rumah."

"Iyaa," ucap Safa mengangguk. "Cila sama Shaka sekarang lebih lama jam sekolahnya terus pulang sekolah langsung pergi les. Aku jadi kesepian lagi di rumah."

"Gak ada anak-anak kesepian, pas mereka di rumah kamu ngeluh pusing."

"Namanya sayang, meski galak aku sayang banget sama anak-anakku. Sama kamu apalagi," ungkap Safa.

"Sayangku," ujar Cakra tersenyum memeluk istrinya.

***

Terdengar suara pintu kamar terkunci, di dalamnya Cila sedang mengambil pakaian dan memasukkan ke dalam tas sekolah. Ia mengambil kotak penyimpanan uang, mengambil beberapa lembar uang dan menyimpan di dalam dompetnya.

Tas sekolah miliknya terlihat penuh, Cila menggendong tas lalu keluar dari kamar.

"Shaka!!!"

Bugh!! Satu pukulan mendarat di bahu Shaka membuat lelaki ini mengaduh.

"Lemah banget sii!" komentar Cila lebih dulu menuruni tangga.

"Good morning Papa dan Mama!" sapa Cila memasukki ruang makan disusul Shaka.

"Ayo sarapan, bekalnya jangan lupa dibawa," ucap Safa.

"Mama sama Papa mau ngomong," sambung Safa menatap anak-anaknya, "lusa Papa ada kerjaan diluar kota selama 3 hari, kalo Mama ikut Papa boleh gak?"

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang