40. GELAR SARJANA SAFA

46.5K 2.7K 334
                                    

*mohon diingatkan jika terdapat typo

Selama satu bulan bimbingan dan menyempurnakan hasil penelitiannya pada akhirnya Safa mendaftarkan diri mengikuti ujian skripsi, jadwal ujian sudah dibagikan Safa ujian pada hari Jumat pada pukul 10 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selama satu bulan bimbingan dan menyempurnakan hasil penelitiannya pada akhirnya Safa mendaftarkan diri mengikuti ujian skripsi, jadwal ujian sudah dibagikan Safa ujian pada hari Jumat pada pukul 10 pagi.

Di malam sebelum hari ujian Safa berada di dalam kamarnya berulang kali memeriksa pelengkapan seperti laptop berisi Power Point, lalu skripsi yang sudah dicetak, catatan penting, Safa juga menyiapkan pertanyaan dan jawaban yang kemungkinan akan ditanyakan penguji saat ujian nanti.

Cakra memperhatikan Safa nampak fokus pada skripsinya mengingat-ingat isi skripsinya dimulai dari latar belakang, permasalahan, teori yang dipakai, metode penelitian, jumlah sampel, uji apa saja yang dipakai pada hasil penelitian dan lainnya.

Safa tiba-tiba menghela nafas menjatuhkan tubuhnya di kasur, "huhh, mati beneran gue," gumamnya.

"Tidak baik berbicara seperti itu Safa," tegur Cakra.

"Aku takut Om, kayaknya aku gak siap buat besok!" rengek Safa.

"Ini sudah jam 11 malam sebaiknya tidur sekarang, kamu butuh istirahat supaya besok bisa fokus," ucap Cakra mendekati Safa, "dengar saya yakin kamu pasti bisa, kamu mengerjakan skripsi dari awal sampai akhir jadi saya yakin kamu mengenal skirpsi kamu sendiri."

"Gimana kalo aku ngeblank terus lupa? Terus gak bisa jawab?"

"Bisa berhenti berfikiran buruk?" Cakra mengambil catatan di tangan Safa meletakkannya di atas meja, "kita tidur sekarang, tidak ada penolakkan ini demi kamu sendiri."

Lampu kamar dimatikan, Cakra menarik tubuh Safa berbaring dipelukannya. Safa mencoba memejamkan mata menikmati usapan Cakra di tubuhnya tapi...

"Eugh, gak bisa tidur," rengek Safa, "aku deg-degan banget," ucap Safa seperti ingin menangis.

"Melihat kamu seperti ini mengingatkan pada saat saya masih kuliah."

"Gimana perasaan Om waktu itu?" Safa memperhatikan Cakra.

"Gugup, tapi saya yakin bisa menyelesaikan ujian. Apapun hasilnya saya bangga pada diri sendiri sudah melangkah sejauh ini. Kamu pun harus seperti itu," ucap Cakra mengusap kepala Safa.

"Apapun yang terjadi saya tetap bangga pada kamu Safa, kamu berharga bagi saya," ungkap Cakra diakhiri memberikan kecupan di dahi istrinya.

"Saya nyanyikan sebuah lagu mau?"

Safa mengangguk setuju.

"Saya sudah lama tidak bernyanyi akan saya coba, ekhm." Cakra berdehem menarik nafas kemudian..

Wise men say

Only fools rush in

But I can't help falling in love with you

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang