32. ISTRIKU YANG CANTIK

61.6K 2.8K 207
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Safa menatap wajahnya di kamera handphone kini tampilannya jadi lebih baik, Safa menutupi wajah sembabnya menggunakan makeup.

Saat memasukki rumah Safa tidak melihat siapapun di ruang tamu, Safa berlari menuju kamarnya. Mama Lia keluar dari dapur hanya melihat punggung Safa terburu menaiki tangga.

"Safa?! Makan malam turun ke bawah kita makan sama-sama!" Teriak Mama Lia lalu kembali lagi ke dapur.

"Huft, hampir aja." Safa mengunci pintu kamar dan berdiri di depan cermin, "mandi pake air dingin pasti bikin seger," ucap Safa memasukki kamar mandi.

Safa melepaskan seluruh pakaian di tubuhnya terdapat bercak di leher, dada dan punggungnya. Safa baru menyadarinya sekarang, ia meraba tanda kebiruan itu.

"Gue inget cuman rasa sakitnya, terus sekil as ada wajah Om Cakra selanjutnya abu-abu. Gue menyia-nyiakan moment dimana keperawanan gue diambil ish," racau Safa menangkup wajahnya.

Perutnya masih tidak enak karna alkohol belum lagi harus menahan nyeri di selangkangan Safa tidak tahu kalau akan semenyakitkan ini.

Selesai mandi mata Safa masih terasa membengkak jadi Safa mengakalinya memakai masker wajah, asisten rumah memanggilnya untuk makan malam mau tak mau Safa menurut.

Sekali lagi Safa menatap dirinya di depan cermin dan keluar dari kamar, ia tiba di ruang makan sudah ada seluruh keluarganya. Safa menarik kursi duduk di dekat Mamanya.

"Mau makan apa nanti Mama ambilin," tanya Mama Lia.

"Bebas," ucap Safa, secara bergantian ia menatap Papanya, Zafran dan Alisya semuanya fokus pada makanan masing-masing.

Mama Lia meletakkan piring makan malam Safa, "makasih Ma," ucap Safa.

Saveri mengangkat kepalanya menatap Safa, "dari mana kamu semalam? Kenapa telpone Papa baru diangkat siang hari? Tidur dimana?"

Gerakkan tangan Safa terhenti, apa yang akan Safa jawab.

"Safa?" panggil Saveri.

Safa menatap Papanya, "semalem main sama Naila, aku ke club," ucap Safa. "Maaf Safa gak izin dulu ke Papa."

Saveri menghela nafas, "setidaknya balas pesan Papa, kita khawatir."

"Maaf," gumam Safa menundukkan kepalanya.

Zafran dan Alisya memperhatikan Safa.

"Sudah Pa, lagi pula Adek baik-baik aja sekarang. Kita lanjut makan, ayo sayang," ajak Mama Lia menatap Safa.

***

Safa kembali ke kamar setelah makan malam, Safa mengunci kamarnya lalu duduk di meja belajar menghidupkan MacBook menghubungi Cakra.

"Hai?" sapa Cakra, lelaki ini terlihat di layar.

Safa tersenyum melambaikan tangannya, Cakra menyadari jika ada yang salah dari senyuman Safa.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang