___ *** ___
Pada kesunyian malam Cakra masih terjaga ia sibuk memerhatikan istrinya terlelap. Cakra menggerakkan jari telunjuknya berada digenggaman Safa.
Kemunculan Wilona berefek buruk baginya. Pikiran Cakra jadi kacau mimpi buruk kembali mendatanginya namun, Cakra memerangi diri menghilangkan perasaan buruk tentang masa lalu.
Semua sudah berlalu, kini kehidupan Cakra berubah. Sekarang Safa jadi bagian hidupnya dan Cakra bahagia bersama Safa, tidak ada yang dapat mengubah itu.
Rasa kantuk mulai menghampiri, Cakra menahan diri supaya tidak tertidur agar mimpi buruk itu tidak mendatanginya namun berada di dekat Safa memberikan kenyamanan membuatnya tidak bisa menahan diri, akhirnya Cakra ikut tertidur bersama Safa.
***
Suara dering ponsel membangunkan tidur Safa, tangannya tergerak meraba-raba kasur mencari keberadaan benda pipih itu namun ia tak menemukannya.
Safa menyerah membiarkan ponselnya terus berbunyi, tubuhnya terbaring di ranjang.
Tubuhnya terasa sakit, padahal ia begitu menikmatinya semalam tapi sekarang tubuhnya terasa hancur. "Hebat banget om Cakra bisa berangkat kerja," ucap Safa bersusah payah bangkit dari posisi tidur.
Safa segera ke kamar mandi mengisi air bathup, ia merenung sembari menunggu bathup terisi.
"Wilona? Sebenernya dia kenapa?" gumam Safa lalu mengusak rambutnya.
Di rasa suhu air sudah cukup Safa melepaskan handuk dan berendam di bathup.
Ponselnya kembali berdering, Safa mengeringkan tangannya menerima vidio call masuk dari Cakra.
"Hai?" sapa Safa meletakkan ponsel di ujung bathup, "aku baru bangun."
"Tidur kamu nyenyak sekali, saya tidak tega membangunkan," ucap Cakra.
"Gimana gak nyenyak aku dihantam sampe pagi!" Safa terkekeh, "lagi gak sibuk?"
"Ada waktu luang sebentar, saya tiba-tiba merindukanmu," tutur Cakra, jika saja Safa tahu semalaman Cakra tidak dapat tidur bahkan setelah mereka bercinta.
"Ish," desis Safa menahan senyumnya, "aku mandi dulu ya, nanti aku telpone lagi," ucap Safa dan disetujui Cakra, Safa mematikan vidio call melanjutkan mandinya.
***
Hari menunjukkan pukul 1 siang, Safa menguncir rambutnya menatap layar ponsel di atas meja.
Telpone diterima, Safa segera menekan tombol loadspeaker.
"Mas Adit?" panggilnya.
"Sebentar, Cakra ada di dekat saya. Saya menjauh dulu," balas Adit. "Ada apa Safa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...