37. KELUARGA SAFA

54.1K 2.8K 423
                                    

Mohon diingatkan jika terdapat kata-kata typo ya, dan tekan bintang serta berikan komentar jika kamu menyukai part ini.

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Cakra bangun lebih dulu di pagi hari, ia menelpone sekretarisnya Aditya memberitahu jika hari ini Cakra tidak bisa datang ke perusahaan. Cakra meminta kegiatan hari ini dialihkan esok hari dan sudah pasti besok ada banyak pekerjaan menunggunya.

Setelah menelpone sekretarisnya, Cakra menghampiri Safa masih terlelap di ranjang, Safa harus minum obat jadi Cakra akan membangunkan istrinya.

"Sayang?" Bisik Cakra memeluk tubuh Safa, "kamu harus sarapan dan minum obat." Sentuhan Cakra begitu lembut mengusap kepala Safa lalu menciumi wajah istrinya.

"Egh," lenguh Safa membuka mata perlahan, "ah mataku," gumamnya.

"Mata kamu bengkak karna banyak menangis, tapi kamu tetap cantik sayang."

Safa tiba-tiba tersenyum malu.

"Sarapan sekarang mau? Saya ambilkan."

"Boleh, tapi Om Cakra gak kerja?"

"Tidak, saya libur hari ini. Istri saya sedang sakit tidak mungkin meninggalkannya."

"Ah pasti istrinya seneng banget bisa dimanjain suami pas lagi sakit," ucap Safa, suaranya masih terdengar serak.

"Jadi kamu senang?"

"Iyalah, seneng banyak-banyak!" Tutur Safa, bangun tidur moodnya sangat baik memperlihatkan senyum cerah.

"Syukurlah, saya keluar dulu," ucap Cakra ikut senang melihat Safa.

Safa menarik boneka besar dan memeluk boneka itu, ia meraba area matanya terasa membengkak padahal kemarin baru saja membaik tapi malah membengkak lagi.

Terus menangis membuat kepalanya sakit, Safa teringat ucapan kemarin mengenai kehamilannya.

"Bisa gak sih pas lagi proses kebobolan aja gitu biar jadi," ucap Safa memegangi perutnya.

Safa mencuci wajah dan menguncir rambutnya asal, Cakra masuk ke dalam kamar membawa sarapan.

"Di ruang makan ada siapa aja?" Tanya Safa duduk di sofa dekat ranjang.

"Semuanya ada, Papa mengajak makan bersama tapi Mama bilang kamu masih lelah jadi sarapan di kamar saja," jelas Cakra memegang mangkuk berisi bubur ayam dan mengaduknya sebagian supaya tercampur.

Cakra mengarahkan sendok ke mulut Safa dan langsung diterima oleh Safa.

"Aku masih harus minum obat?" tanya Safa.

"Iya, dokter juga memberikan vitamin." Cakra tiba-tiba menyadari sesuatu, "tapi sebaiknya jangan diminum dulu. Safa?" panggil Cakra.

"Kamu hamil?" sambungnya.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang