47. MY FAULT

39.2K 2.2K 289
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Safa terbangun dalam keadaan begitu kacau, matanya sembab lagi-lagi Safa menangis tidak melihat Cakra di dalam kamar ini. Jika saja Safa tidak pergi menemui Wilona pasti Cakra masih ada di sisinya.

Pada pukul 10 pagi Safa sudah berdandan rapi, ia meminta supir mengantarnya menuju perusahaan Cakra. Safa berfikir semalam Cakra tidur di perusahaan demi menghindarinya.

Tiba di perusahaan Safa bertanya pada receptionis apakah ada suaminya namun receptionis mengatakan Cakra belum tiba di perusahaan sampai sekarang.

Tidak percaya mendengar ucapan itu Safa datang ke ruangan Cakra, saat dilihat tidak ada siapapun bahkan Adit pun tidak ada di perusahaan ini.

Langkah Safa melemas keluar dari perusahaan, ia sudah menyebabkan masalah besar. Safa mengutuk dirinya sendiri karna ceroboh dan berfikiran pendek.

Tanpa sadar Safa terus berjalan menjauhi perusahaan, ia menyusuri trotoar di bawah terik matahari. Dimana Safa harus mencari keberadaan Cakra di kota luas ini dan dihuni banyak orang-orang.

Safa terduduk di halte bus, ia mengeluarkan ponselnya mencoba menghubungi Cakra namun ponsel suaminya tidak aktif sejak kemarin. Safa memilih menghubungi Adit tapi telponenya tidak diangkat, mata Safa kembali berair, ia menundukkan kepalanya.

Tepat di saat itu Liam menelponenya, Safa menggeser tombol menerima telpone Liam.

"Lun? Berkas pendaftaran wisuda lo udah siap semuakan? Coba diperiksa lagi, biar kita bisa daftar bareng," ucap Liam.

Air mata Safa menetes mengenai layar ponselnya.

"Hallo? Salun? Lo dimana sekarang? Kenapa berisik banget?"

"Lun?!"

"Liam?" panggil Safa dengan suara gemetar, "tolongin gue," pinta Safa menempelkan ponsel ke telinganya. "Gue gak tau harus ngapain sekarang."

"Anjing! Lo kenapa Salun?! Dimana sekarang?!"

Safa terus menangis hingga mengundang perhatian orang sekitar, sementara Liam semakin panik mendengar tangisan Safa.

Setelah menerima share location dari Safa, Liam segera berangkat menemui Safa. Mobil dikendarainya terparkir di pinggir jalan, Liam keluar dari mobil melirik sekitar mencari keberadaan Safa.

Matanya cepat mengenali Safa terduduk di depan minimarket seorang diri, orang di sekitar menatap Safa karna ia terus menangis menyembunyikan wajah menggunakan rambut panjangnya.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang