15. FESTIVAL

53K 2.6K 32
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___



"Om maaf sakit banget yaaaa?" Rengek Safa merasa bersalah.

"Tidak Safa, saya tidak apa-apa."

"Gak apa-apa gimana sampe merah gini!!! Nanti malah benjol!" Panik Safa menyingkirkan rambut Cakra melihat kulit kepala lelaki ini memerah.

Kejadian bermula saat Cakra lebih dulu bangun, karna hari ini Cakra tidak pergi ke kantor jadi Cakra bisa lebih santai sambil memandangi wajah Safa ketika tertidur.

Semakin lama ditatap wajah Safa menjadi menggemaskan, Cakra memeluk tubuh Safa begitu erat sambil mengusap lengan gadis itu merasakan kulit halusnya.

Akibat terlalu erat memeluk istrinya tidur Safa jadi terganggu, gadis ini bergerak dan bergumam risih menggerakkan tubuh hingga menendang tubuh Cakra sampai lelaki ini terjatuh dari ranjang dan kepalanya terbentur pada sudut meja.

Dalam keadaan tidur tenaga Safa bisa sangat kuat, ia bisa menggeser tubuh Cakra yang jauh lebih besar dari tubuhnya ditambah posisi Cakra memang dekat dengan tepi kasur.

Mendengar suara benturan itu Safa langsung membuka mata dan berteriak begitu panik melihat Cakra yang berusaha bangkit.

Saat dilihat kulit kepala lelaki ini sudah memerah, Safa segera mengusap-usap seraya terus mengucapkan kata maaf.

"Aku kompres aja ya Om? Kompres air hangat atau dingin? Aduh aku juga gak tauu apa tanya Mama dulu yaaa," panik Safa semakin menjadi-jadi.

"Pakai es batu saja," jawab Cakra sangat tenang.

"Aku ambil dulu, Om tunggu sebentar! Gak lama kok!"

"Kamu hati-hati, pelan-pelan Safa," peringat Cakra melihat Safa berlari keluar dari kamar.

Sebenarnya Cakra sudah tidak apa-apa, kepalanya sempat merasa nyeri tapi sekarang sudah tidak sakit lagi apalagi Safa sudah mengusapnya.

Safa kembali memasukki kamar membawa semangkuk es batu dan mengambil handuk kecil dari lemari Cakra. Safa memasukkan es batu ke dalam handuk kemudian menempelkan ke bagian kepala yang terbentur.

"Maaf ya Om?" Ucap Safa lagi.

Posisi Safa duduk tepi kasur sementara Cakra duduk di lantai memudahkan Safa memegang kompresan di kepala Cakra.

"Iya saya maafkan, kamu sudah berapa kali mengatakan Maaf. Bukan salah kamu sepenuhnya."

"Tapi tetep aja aku ngerasa bersalah, kalau aku jadi Om pasti udah nangis. Aku tau ini sakit banget!"

"Begini saja tidak ada rasanya, kamu bermimpi tadi?" Tanya Cakra.

"Enggak, waktu aku tidur Om peluk aku ya?"

"Tidak," jawab Cakra langsung.

"Berarti aku mimpi dipeluk bang Zafran, Abang kalau meluk aku kenceng banget terus sering ngegangguin aku tidur jadi aku kira itu Abang eh ternyata nendang Om."

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang