19. KISSING YOU

76.8K 2.8K 121
                                    

FYI: di part ini 18+ jadi disarankan kebijakan pembaca dalam memilih bacaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FYI: di part ini 18+ jadi disarankan kebijakan pembaca dalam memilih bacaan. Artinya yang masih dibawa umur skip yaa :D

___ *** ___

Safa terkejut dari tidurnya, matanya menatap sekitar merasakan hening dalam kamar ini. Ia mengubah posisi menjadi duduk, "shhh," ringis Safa kepalanya tiba-tiba berdenyut.

"Ini jam berapa?" Gumamnya turun dari ranjang berdiri di hadapan cermin, matanya membengkak karna tidur saat menangis.

Safa mengambil kuncir rambut mengikat rambutnya asal, jam menunjukkan pukul 5 sore. Apa Safa sebaiknya mandi saja, tapi rasanya masih malas.

"Om Cakra kemana?" Safa melirik sekitar, ia mendapati tirai pada pintu balkon terbuka sampai cahaya matahari masuk ke dalam.

Safa berdiri hendak menutup tirai ternyata pintu balkon juga terbuka, "Om Cakra?" Panggil Safa mendapati Cakra duduk seorang diri di balkon.

"Hai? Tidurnya nyenyak?" Cakra menggeser duduknya mengajak Safa mendekat.

"Pusing, mata aku sakit," adu Safa duduk di sebelah Cakra.

"Maaf sudah membuat kamu seperti ini, saya ambilkan minum."

"Gak usah," ucap Safa menahan Cakra. "Di sini aja, aku mau sama Om." Safa menyandarkan kepalanya di lengan Cakra.

"Matahari sore cantik banget," gumam Safa.

"Iya benar."

Safa melirik meja di sebelah Cakra terdapat secangkir kopi dan banyak puntung rokok di asbak, nafas Cakra pun tercium bau rokok.

Cakra menyadari Safa sedang memperhatikannya, gadis ini pasti menyimpan banyak pertanyaan untuknya. Cakra mengambil tangan Safa mengusap punggung tangan itu dengan ibu jarinya.

"Tadi ketemu sama Papa?" Tanya Safa mencari topik obrolan.

"Iya."

"Ngomongin apa? Jangan bilang gibahin aku?"

"Salah satunya itu," jawab Cakra mengulum senyumnya, ia bisa mengingat raut wajah mertuanya sangat bahagia menceritakan keluarganya termasuk anaknya Safa.

"Kalo Papa ngomong yang aneh-aneh tentang aku jangan dipercaya, itu hoax."

"Menurut kamu Papa bilang tentang kamu pada saya?"

Safa menegakkan tubuhnya menatap Cakra, "pasti bilang aku cantik, anak yang baik, rajin, pinter, kalem, jago masak, rajin menabung juga!"

Cakra tertawa, "jadi itu tidak benar?"

"Hah?" Safa mengerutkan dahinya tidak mengerti maksud Cakra. "Bener dong! Kan aku anak yang cantik dan kiyowo!"

"Kamu bilang ucapan Papa jangan dipercaya itu Hoax."

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang